23 September 2012

Memberi Bukan Mendapat

Salah satu prinsip hidup Kekristenan yang utama adalah "memberi". Sebab memberi merupakan tindak lanjut dari hukum kasih. Kasih yang nyata adalah kasih yang dilakukan dengan tindakan, yaitu dengan memberi, baik secara materi, perhatian, motivasi, inspirasi, waktu, pengetahuan, sharing atau berbagi pengalaman, dan juga berbagi kesaksian untuk menguatkan satu dengan yang lain.


Jadikanlah prinsip "memberi" sebagai gaya hidup kita sehari-hari, sebab itulah yang harus dilakukan oleh orang-orang yang hidup secara rohani atau dipimpin oleh Roh. Dan sebaliknya, jauhkanlah prinsip "mendapat" dari gaya hidup kita, sebab prinsip "mendapat" dan "memberikan untuk mendapatkan (balasan)" merupakan prinsip orang-orang yang hidup secara duniawi atau dipimpin oleh daging.

Biasakanlah ketika kita hidup berkomunitas (rohani), lakukanlah prinsip "memberi", berbagi kesaksian, care act, bukan "mendapat". Sebab dengan "memberi", maka hidup kita akan menjadi lebih berarti bagi orang lain dan pasti mendatangkan sukacita serta tuaian dari Tuhan. Namun jika kita hanya mau "mendapat" saja, ketika kita merasa tidak mendapat apa yang kita inginkan, kita akan kecewa, bahkan keluar dari komunitas/tidak mau lagi ikut berkomunitas, padahal dengan komunitas, kita dapat belajar untuk mengasah karakter kita menjadi lebih baik dan tentunya di dalam komunitas, ada urapan spesial atau berkat-berkat lebih besar yang Tuhan berikan, sebab Tuhan suka anak-anakNya berkomunitas dalam satu tubuh Kristus, tidak individualis.

Dan bagi setiap mereka yang memberi, tanpa kita berharap untuk mendapat, Tuhan sudah menjanjikan berkat di dalam 2 Korintus 9 : 6-7, "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Jadi hiduplah dalam komunitas (rohani) yang benar dan berikanlah setiap talenta yang telah Tuhan percayakan kepada kita untuk membangun orang lain dengan kerelaan hati tanpa bersungut-sungut/terpaksa/mengeluh, sebab pada akhirnya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas setiap talenta yang Ia titipkan kepada kita.

Tuhan Yesus memberkati!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...