8 September 2012

Menakar dan Mengukur

Kadang bila kita merenung,
"Dulu saya lahir dari keluarga miskin.
Ketika melihat org kaya, saya bertanya2 mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin memperbaiki masa depan, bahkan tidak jarang malah memandang rendah?"

Namun ketika kemudian saya menjadi kaya krn bekerja keras, "Saya merasa orang miskin itu malas, tidak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?"

Mengapa begini ?

Tak jarang dlm hidup ini, kita punya standar ganda dalam "Menakar & Mengukur".
Kita kerap menilai orang lain dari "takaran" atau pandangan subjektif kita & tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu.
Kita kerap menuntut orang lain bersikap & berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya.
Ketika berbuat salah, kita tak mau dihakimi.
Sebaliknya minta dimaafkan & dibantu keluar dari kesalahan.

Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus & akan sangat marah jika dibohongi.
Ketika susah, kita mau orang lain menolong.
Dan semua ingin kita yang diutamakan dulu.

Apabila kita rindu tidak dihakimi, biarlah kita jangan menghakimi.
Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, biarlah kita jangan menghukum, tapi mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
”Bila engkau memberi,kepada orang yg paling hina,maka sesungguhnya ,engkau telah memiutangi AKU”
Jangan sombong dan semena2 bila dipercayakan kekayaan,tidak ada seorangpun yg mengetahui hari esok.
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Gbu & Jesus Always Love U.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...