4 September 2012

Tuhan Sedang Memanggilmu

Suatu hari, saat itu aku lagi saat teduh di kamarku dan aku mendapatkan ayat ini:

Mat 4:14-16 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"


Laut biasanya diartikan sebagai umat manusia, dan bangsa-bangsa lain diartikan sebagai orang-orang yang belum mengenal Kristus. Jadi dengan kata lain, YESUS memerintahkan kita untuk ‘keluar’ dan menjadi terang bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus. Bukan menjadi terang bagi orang-orang yang sudah mengenal Kristus (alias menjadi terang hanya di dalam Gereja).

Kenapa begitu? Karena yang membutuhkan Terang itu adalah orang-orang yang masih ada dalam kegelapan (orang-orang yang belum mengenal Kristus). Kita, orang-orang dalam Gereja, sudah memiliki Terang itu, jadi tidak perlu diterangi lagi, sebaliknya kitalah yang seharusnya membawa Terang itu pada kegelapan.

Terang berarti harapan bagi orang-orang yang berada dalam gelap. Itulah kenapa perikop ini ditutup dengan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”, karena lewat harapan, orang mengenal kasih Kristus; dan lewat kasih Kristus, orang mengenal Kristus dan bertobat. Coba kita ingat-ingat saat pertama kali kita benar-benar bertobat, yang kita kenal duluan pasti kasih-Nya, bukan Dia – baru lewat kasih-Nya, kita mengenal Dia dan bertobat.

Ayat ini menjadi rhema di hatiku akhir-akhir ini karena beberapa kejadian:
  • Waktu itu aku sedang di Jakarta, waktu aku sedang jalan-jalan, aku melihat banyak pengemis. Bahkan beberapa diantara mereka cacat dan angota tubuhnya nggak lengkap. Mereka tampak sangat tidak terawat dan mengais-ngais kehidupan. Padahal mereka sama manusianya dengan kita, yang seharusnya berhak untuk mendapatkan hidup yang lebih layak.
  • Suatu hari waktu aku pulang kampus naik angkot, aku bertemu seorang bapak-bapak tua yang ternyata buta. Aku menolongnya membelikan obat untuk matanya dan sempat bercakap-cakap dengan dia. Aku lupa penyebab kebutaannya, tapi yang pasti keadaan matanya saat itu sangat mengerikan dan aku belum bisa melupakannya sampai sekarang. Yang buat aku trenyuh, dia ternyata masih bekerja di sebuah toko komputer, dan kesana-kemari dengan naik angkot dengan kondisi yang seperti itu.
  • Beberapa hari lalu waktu aku pulang naik angkot juga, aku bertemu dengan seorang tukang pijat tuna netra. Walaupun dia tidak bisa melihat, tapi dia seakan-akan tidak perduli dengan keadaannya dan tetap bekerja seperti otang normal. Aku masih bisa melihat semangatnya saat dia turun dari angkot. Waktu turun dari angkot itu, dia hampir tertabrak sepeda motor, puji TUHAN sepeda motor itu berhenti tepat pada waktunya.
  • Saat aku pulang dari Gereja, aku melihat anak-anak kecil yang biasa ada di lampu merah yang membawa sulak dan membersihkan kaca-kaca mobil. Biasanya, aku tidak perduli pada pemandangan itu, tapi entah kenapa waktu hari itu, aku tiba-tiba bisa merasakan penderitaan mereka. Mereka yang seharusnya masih dalam usia untuk menikmati yang namanya bermain, mereka yang masih dalam usia sekolah tapi tidak mampu sekolah, harus berpanas-panas ria bekerja karena tekanan ekonomi. Bahkan mungkin beberapa dari mereka ada yang tidak beralas kaki. Bisa dibayangkan bagaimana panasnya aspal di Surabaya pada siang hari.
  • Dan masih banyak cerita-cerita lain yang nggak mungkin aku ceritakan di sini…

Dari sini aku mengingat bagaimana TUHAN sangat mencintai umat manusia, kita dan mereka. Dia telah mati, memberikan darah-Nya untuk manusia. Itu artinya bahwa setiap kita adalah sangat berharga di mata-Nya. Setiap kita dihargai ALLAH setara dengan 1 Yesus! Keselamatan dan berkat yang diberikan penuh, tidak setengah-setengah. Bahkan di Alkitab disebutkan kita adalah biji mata TUHAN, yang artinya kita sangat dijaga dengan hati-hati oleh Dia saking berharganya kita. Sadarkah kita kalau setiap kita sangat berharga di mata-Nya, padahal kita cuma debu yang tidak ada artinya?

Kalau kita yang sudah dihargai sedemikian rupa, mendapatkan berkat yang sedemikian luar biasa, masihkah terlalu sombong untuk membaginya dengan orang lain? Mereka di luar sana juga berhak mendapatkan apa yang kita dapat dari ALLAH, hanya mereka belum tahu caranya. Disinilah tugas kita sebagai mitra kerja ALLAH dalam mengekspresikan kasih-Nya pada mereka.

Lalu bagaimana membawa Terang itu pada dunia? Berikan dan lakukan peran yang diberikan TUHAN pada kita dengan baik. Jika panggilanmu adalah dokter, bantulah orang-orang yang sakit. Jika kamu masih pelajar, belajarlah dengan baik supaya di masa depan kamu bisa memuliakan nama TUHAN dengan cita-citamu. Jika kamu seorang desainer, desainlah sesuatu yang berguna bagi masyarakat, karena dengan begitu kita juga memuliakan nama TUHAN. Lakukan apapun yang terbaik yang kita bisa untuk membantu mereka yang membutuhkan dan sudah kehilangan harapan. Karena hari-jari ke depan akan semakin berat dan dunia ini sudah kehilangan harapannya. Tugas kitalah untuk mengekspresikan Terang itu pada dunia sehingga dunia mendapatkan kembali harapannya.

Suatu hari aku pernah protes ke TUHAN, “TUHAN kenapa aku harus membantu mereka, harus membantu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah mereka, menguatkan mereka, mengajar mereka tentang nilai-nilai hidup, dst? Bahkan aku tidak mengenal beberapa dari mereka. Sebagian bahkan cuma teman di dunia maya yang tidak pernah aku kenal atau temui. Masalah mereka cuma membuat aku tambah pusing karena aku sendiri sudah pusing dengan masalah-masalahku.”

Tapi kemudian dengan lembut TUHAN menjawab, “Anak-Ku, kalau kamu perduli dengan mereka, aku akan perduli dengan segala permasalahanmu. Kalau kamu membantu mereka, aku akan membantumu. Kalau kamu menguatkan mereka, aku akan menguatkanmu di saat kamu lemah. Ingatlah selalu bahwa kamu memiliki Aku, yang berarti kamu memiliki segalanya; sesuatu yang tidak mereka miliki.”

Sejak saat itulah aku belajar untuk perduli pada orang lain…

TUHAN sedang memanggilmu, saudaraku.. Apakah kamu akan meresponinya?

Tuhan Yesus memberkati!

-SKT-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...