29 September 2012

My Mind

Setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting.

Waktu libur, cobalah bongkar semua isi tas kita. Ternyata kadang sepertiga atau separuh dari isi tas itu adalah barang-barang yang sudah tidak kita perlukan: struk ATM yang sudah buram, bungkus tissue, agenda/buku yang jarang dibaca, sekumpulan uang logam yang kotor, pen yang sudah macet, kumpulan tagihan kartu kredit bulan-bulan lalu, kertas-kertas brosur kadaluarsa, dsbnya. Meski mungkin ringan, tetapi umumnya barang-barang yg tdk diperlukan itu terus menambah berat tas kita, sehingga kita sebaiknya menyortir dan membuang barang-barang yang tidak berguna yang membebani tas kita.


My Mind, kadang mirip dengan My Bag diatas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dengan hal-hal yang tidak perlu: penyesalan masa lalu, kecewa, jengkel, iri, egois, kurang kooperatif, perasaan tidak puas atas kondisi yang terjadi, rendah diri, konflik keluarga dan sebagainya. Pikiran-pikiran yang tidak perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita, sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, jutek, stress, hidup kurang nyaman, dan yang parah adalah kita akan membenci hal-hal yang tak sesuai dengan kemauan kita.

Yang harus kita lakukan terhadap My Mind adalah sama dengan apa yang kita lakukan dengan My Bag diatas. Sortir dan buanglah segala beban pikiran yang tidak ada manfaatnya itu. Lakukan itu tiap pagi dan ciptakan Positive Thinking di setiap pagi ketika kita bangun tidur..

Maka lihatlah.. engkau akan menjalani hari ini dengan "ringan" dan menyenangkan..!!


Tuhan Yesus memberkati!

28 September 2012

Orang Biasa yang Berdoa Luar Biasa

Yakobus 5 : 15-17
"Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni (ay.15). 

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (ay.16). 

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan (ay.17)."


Seperti halnya kita, Elia di dalam kutipan cerita di atas merupakan manusia biasa yang sama seperti kita (ay.17), tetapi doanya dijawab Tuhan secara luar biasa. Kunci dari keberhasilan doanya adalah kesungguhan hati dan iman percaya kepada Tuhan (ay.15;17). Sebab oleh kesungguhan dan imanlah, Tuhan bergerak untuk mengerjakan jawaban-jawaban doa.

Jika doa yang kita panjatkan didasarkan pada kekhawatiran dan hawa nafsu/keinginan-keinginan pribadi kita, maka doa tersebut akan sia-sia. Sebab sebelum berdoa kita perlu tahu kehendak Tuhan terlebih dahulu. Misalkan kita mengalami konflik dengan orang lain dan kita berdoa kepada Tuhan agar orang lain diubahkan, padahal sebenarnya Tuhan menghendaki kita yang berubah, maka perubahan pada orang lain tidak akan terjadi sebelum kita sendiri berubah terlebih dahulu.

Oleh karena itu, ketahui kehendakNya, berdoalah dengan kesungguhan, dengan iman, dan mengucap syukur-lah atas segala sesuatu, maka doa kita akan dijawab secara luar biasa. Sebab doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (ay.16).

Tuhan Yesus memberkati!

26 September 2012

Sikap Hidup

Dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli koran dan majalah.
Penjualnya ternyata melayani dengan buruk dgn muka cemberut.
Sahabat pertama jelas jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu.
Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.

Sahabat pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei, Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual menyebalkan itu?"
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?
Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa kesal.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."


Yes! Itu point-nya!

Seandainya ada orang yang melakukan hal yang buruk kepada kita, jangan pernah biarkan orang tersebut menentukan cara kita bertindak. Sayangnya, seringkali kita tidak berbuat demikian. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.

Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain?
Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?
Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak. Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan“ - Efesus 6:8

God bless you!

Iman

Iman adalah alat untuk menggerakkan hati kita untuk mempercayai Allah sepenuhnya....

Perasaan selalu berkata...ini tidak mungkin...tapi iman berkata...segala sesuatu mungkin bagi Tuhan.  Perasaan berkata, masalahnya terlalu besar...tapi iman berkata...segala perkara dapat ku tanggung di dalam Yesus.

Perasaan berkata...saya tidak mampu....iman berkata, bersama dengan Tuhan kita cakap melakukan segala perkara.
Perasaan mengatakan...apa yg dapat aku lakukan dengan persoalan yg besar ini, tapi Yesus berkata...semuanya sudah selesai.


Tidak ada hal yg tidak bisa Allah lakukan untuk kita !!
Hanya satu yg Tuhan  tidak bisa lakukan adalah.....BERHENTI MENGASIHIMU...
Kita terlalu berharga dan istimewa .
Jangan sia-siakan hidup ini, dengan hal yang semu, sementara dan hanya memuaskan kedagingan.
Sebentar saja, sudah hilang kemudaan dan keperkasaan kita.
Walau situasi sesulit apapun, jangan tawar hati, tetap berIMAN, JANGAN pernah berhenti berharap padaNYA, mujizat masih ada, dulu sekarang dan selamanya. Amen.

Gbu & Jesus Always Love U.

25 September 2012

Masa Lalu

2 Kor 5:17 - "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang"


Bila Anda tak bisa lepas dari trauma masa lalu, maka coba tanyakanlah hal ini pada diri Anda:

"Berapa banyak luka lagi yang akan saya biarkan diderita oleh diri saya sendiri? Apakah trauma ini pantas menghancurkan seluruh sisa hidup saya? Siapa yang berkuasa disini, diri saya--ataukah trauma?"

Perhatikanlah daun-daun yang mati dan berguguran dari pohon, ia sebenarnya memberikan hidup baru pada pohon.
Bahkan sel-sel dalam tubuh kita pun selalu memperbaharui diri.
Segala sesuatu di alam ini memberikan jalan kepada kehidupan yang baru dan membuang yang lama.
Satu-satunya yang menghalangi kita untuk melangkah dari masa lalu adalah pikiran kita sendiri.
Beban berat masa lalu, dibawa dari hari ke hari.
Berubah menjadi ketakutan dan kecemasan, yang kemudian pada akhirnya akan menghancurkan hidup Anda sendiri.

Ingatlah hanya seorang pemenanglah yang bisa melihat potensi, sementara seorang pecundang sibuk mengingat masa lalu.

Bila kita sibuk menghabiskan waktu dan energi kita memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, maka kita tidak memiliki hari ini untuk disyukuri. Saat kita merasa sedih dan putus asa,atau bahkan menderita, banyak yang lebih parah dibandingkan kita.

“Sejauh timur dari barat Engkau membuang dosaku”

Kalau Bapa di surga, mau mengampuni dan menghapus dosa kita, masakan kita tidak bisa memaafkan diri sendiri.
Lembaran baru sudah siap menanti, mari kita hadapi masa depan yg penuh kemenangan dan pengharapan.
Berhati-hati dan bijaklah melangkah, sehingga tidak perlu ada penyesalan di masa datang.

Tetaplah tegar dan percaya diri, berpikir positif dan optimis, berjuang terus, dan pantang mundur.

Gbu & Jesus Always Love U.

24 September 2012

Batu Sandungan

Yakobus 2:22 - "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna"

Media cetak kita saat ini masih dihiasi dengan berita "teror", tindakan teror yang terjadi sering dilakukan oleh orang yang katanya "beriman"

Memang menurut Yakobus, cara yang paling ampuh atau efektif untuk membuktikan iman kita adalah dengan perbuatan, tindakan
Tindakan kita bisa memberi kesaksian yang amat indah tentang iman kita, sebaliknya, apa yang kita lakukan juga bisa memberi kesaksian yang amat buruk tentang iman kita

Dalam Kisah Para Rasul, kita bisa melihat bagaimana cara hidup jemaat mula-mula, mereka disukai semua orang dan banyak orang datang kepada Yesus, karena apa yang mereka lakukan

Dalam buku "Tegak, sebab didirikan di atas batu", dikatakan bahwa, orang lain sebenarnya tidak terlalu peduli akan isi iman kristiani, namun masyarakat amat memperhatikan dan amat peduli terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang kristiani


Alkitab berkata: "Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama"
Kalau orang percaya sama bobroknya dengan orang dunia, apa yang bisa membuat orang lain tertarik?

Sayangnya sekarang ini yang diperlihatkan oleh kita, bukan lagi persekutuan melainkan perseteruan, bukan kekompakan melainkan konflik, bukan saling memberi melainkan saling memaki dan mencaci
Hal-hal ini seringkali tidak disadari oleh orang percaya, sehingga daya tariknya cenderung memudar, bukan menjadi "saksi Kristus" melainkan menjadi "batu sandungan"

Roma 12:2 - ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”

Gbu & Jesus Always and Always Love U.

23 September 2012

Memberi Bukan Mendapat

Salah satu prinsip hidup Kekristenan yang utama adalah "memberi". Sebab memberi merupakan tindak lanjut dari hukum kasih. Kasih yang nyata adalah kasih yang dilakukan dengan tindakan, yaitu dengan memberi, baik secara materi, perhatian, motivasi, inspirasi, waktu, pengetahuan, sharing atau berbagi pengalaman, dan juga berbagi kesaksian untuk menguatkan satu dengan yang lain.


Jadikanlah prinsip "memberi" sebagai gaya hidup kita sehari-hari, sebab itulah yang harus dilakukan oleh orang-orang yang hidup secara rohani atau dipimpin oleh Roh. Dan sebaliknya, jauhkanlah prinsip "mendapat" dari gaya hidup kita, sebab prinsip "mendapat" dan "memberikan untuk mendapatkan (balasan)" merupakan prinsip orang-orang yang hidup secara duniawi atau dipimpin oleh daging.

Biasakanlah ketika kita hidup berkomunitas (rohani), lakukanlah prinsip "memberi", berbagi kesaksian, care act, bukan "mendapat". Sebab dengan "memberi", maka hidup kita akan menjadi lebih berarti bagi orang lain dan pasti mendatangkan sukacita serta tuaian dari Tuhan. Namun jika kita hanya mau "mendapat" saja, ketika kita merasa tidak mendapat apa yang kita inginkan, kita akan kecewa, bahkan keluar dari komunitas/tidak mau lagi ikut berkomunitas, padahal dengan komunitas, kita dapat belajar untuk mengasah karakter kita menjadi lebih baik dan tentunya di dalam komunitas, ada urapan spesial atau berkat-berkat lebih besar yang Tuhan berikan, sebab Tuhan suka anak-anakNya berkomunitas dalam satu tubuh Kristus, tidak individualis.

Dan bagi setiap mereka yang memberi, tanpa kita berharap untuk mendapat, Tuhan sudah menjanjikan berkat di dalam 2 Korintus 9 : 6-7, "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Jadi hiduplah dalam komunitas (rohani) yang benar dan berikanlah setiap talenta yang telah Tuhan percayakan kepada kita untuk membangun orang lain dengan kerelaan hati tanpa bersungut-sungut/terpaksa/mengeluh, sebab pada akhirnya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas setiap talenta yang Ia titipkan kepada kita.

Tuhan Yesus memberkati!

22 September 2012

Sudahkah Kita Berbuah?

Yohanes 15 : 5-8
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu."


Dari kutipan ayat tersebut, ada 5 hal yang Tuhan sampaikan kepada kita mengenai hidup yang berbuah,

Murid = Berbuah Banyak (ay.8)

Tuhan menginginkan kita menjadi murid bukan sekedar pengikut, oleh sebab itu, Ia menghendaki agar kita berbuah banyak (ada target yang harus dicapai).

Berbuah Banyak = Kita Tinggal di Dalam Dia dan Dia di Dalam Kita (ay.5)

Yang dimaksud dengan tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita adalah kita hidup di bawah kasih karuniaNya, menerima keselamatan dan mempersilahkan Tuhan menjadi pemegang kendali utama kehidupan kita, sehingga kita sanggup untuk melakukan firman-firmanNya dan berbuah.

Kita di Dalam Dia + FirmanNya di Dalam Kita = Permintaan Kita Akan Kita Terima (ay.7)

Ada janji Tuhan yang luar biasa ketika kita mau taat dan melakukan firmanNya, yaitu setiap permintaan kita akan dikabulkanNya!.

Buah Apa Yang Dikehendaki?

Hidup sebagai anak-anak Allah adalah hidup dipimpin Roh, bukan daging, sehingga hidup yang berbuah artinya adalah hidup yang karakternya telah diubahkan oleh Roh, yaitu hidup yang penuh kasih, sukacita, damai, sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Apa Akibatnya Jika Kita Tidak Berbuah? (Ay.6)

Jika kita tidak tinggal di dalamNya, maka kita tidak akan berbuah, dan akibatnya kita akan dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Tanpa tuntunan Roh, maka karakter kita tidak akan berubah/berbuah, sehingga keselamatan pun akan jauh dari kita.

Pertanyaan untuk kita semua hari ini, sudahkah kita berbuah? Dan mau-kah kita dituntun/ditegor oleh Roh agar berbuah?

Tuhan Yesus memberkati!

21 September 2012

Binasa Karena Tidak Kenal

Hosea 4 : 6
"Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu, maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakMu."


Untuk mendapatkan keselamatan, caranya sangatlah mudah, cukup hanya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita. Tetapi itu tidak berhenti sampai disana saja, sebab setelah menerimanya, kita juga harus menjaga keselamatan tersebut. Karena tanpa dijaga, maka kita akan mudah berkubang lagi di dalam kehidupan dosa-dosa yang sudah berlalu, yang semakin lama akan memastikan kita untuk terseret dalam kebinasaan kekal.

Menjaga keselamatan bisa dilakukan, ketika kita memiliki pengenalan yang benar akan Allah kita. Kita harus kenal kehendakNya, kenal cara kerjaNya, kenal cara berpikirNya, serta kenal apa yang dibenciNya dan disukaiNya. Itu semua dapat dilakukan dengan mempelajari Firman, merenungkan, dan melakukannya, serta berkomunikasi lewat doa secara intensif.

Jika hal tersebut sudah kita lakukan, maka tidak hanya keselamatan kita yang terjaga sampai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, tetapi kita juga diberikan kunci-kunci kehidupan dan hikmat, agar kita memperoleh berkat-berkat yang terbaik yang telah disediakanNya. Ambillah komitmen hari ini juga, untuk meningkatkan pengenalan kita akan Allah, agar kebinasaan menjauh dari kita, sedangkan berkat-berkatNya mendekat kepada kita.

Tuhan Yesus memberkati!

20 September 2012

Kemalangan

Ketika kemalangan datang menenggelamkan hidup, apa reaksi anda?

Mungkin kita pernah mendengar ilustrasi berikut:
Kentang, telur dan bubuk kopi baru saja mengalami kemalangan yg sama,
yaitu sama-sama dimasukkan dalam air mendidih. Yang berbeda adalah reaksi mereka masing².


Kentang mula-mula keras, kuat & tidak mau tunduk, tapi setelah melewati waktu yg cukup lama, ia menjadi lunak dan lemah.

Telur yg awalnya mudah pecah & rapuh, akhirnya ia menjadi keras dan padat.

Lain halnya dengan bubuk kopi,
semula ia tidak menarik,
tapi ketika ia dimasukkan ke air panas, ia justru mampu mengubah air panas sekelilingnya menjadi kopi yg harum dan memikat.

Pesan Moral,
Masuk ke kelompok mana kita dalam ilustrasi tsb?

Apa persoalan kita hari ini?

Pengkhianatan?

Sakit penyakit?

Kegagalan?

Selamat !!
Itu berarti kita masuk dalam panasnya air mendidih.
Seperti ilustrasi di atas,
hasil akhir ada di tangan kita,
karna hal itu bergantung pada cara kita bereaksi terhadap masalah dan penyelesaiannya.

Maju & Keluar sebagai PEMENANG
atau Mundur sebagai PECUNDANG.

Orang yg bertahan dalam pencobaan akan menerima upahnya, dan semua ujian itu akan menghasilkan ketekunan.
Respon Positif dalam menghadapi masalah dapat menjadikan anda lebih dari seorang PEMENANG !!!

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang di janjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12).

Tuhan Yesus memberkati!

19 September 2012

Raksasa Iman

Lukas 7 : 7;9
"Sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel.""

Jika kita membaca kisah di atas secara lengkap di Lukas 7 : 1-10, kita akan belajar dari seorang Perwira yang mengasihi hambanya, sehingga ketika hamba itu sakit, ia mengutus orang-orang untuk menemui Yesus agar hamba itu disembuhkan. Bahkan ia merendahkan dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa ia tidak layak menerima Yesus di dalam rumahnya namun ia tetap beriman bahwa dengan sepatah kata saja, maka Yesus sanggup menyembuhkan hambanya.

Iman merupakan hal yang sangat krusial di dalam hidup kekristenan. Tanpa iman kepada Yesus Kristus, kita tidak beroleh keselamatan, dan tanpa iman pula, kuasa Tuhan tidak akan bekerja dalam hidup kita.

Kalau kita mau menang dari masalah, jangan terfokus pada masalah itu sendiri, karena masalah itu yang akhirnya akan menjadi raksasa, tetapi fokuslah kepada Tuhan dan jadilah raksasa iman, maka mujizat akan segera terjadi, dan bahkan akan membuat Tuhan kagum akan iman kita, seperti yang tertulis dalam ayat 9, "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel." 

Janganlah kita menjadi semakin tenggelam karena ditelan raksasa masalah kita, tetapi buatlah Tuhan kagum akan iman kita, dengan belajar menjadi raksasa-raksasa iman.

Tuhan Yesus memberkati!

18 September 2012

Hanya Perlu Sesaat Saja

Kejadian 41 : 41,
"Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."


Matius 8 : 26,
"Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali."


Matius 9 : 29-30a,
"Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka."


Sebagian dari kita sebagai anak-anak Allah pasti sudah sering mendengar 3 kisah di atas, dimana Tuhan HANYA PERLU SESAAT SAJA untuk mengubahkan kondisi Yusuf, dari tawanan menjadi penguasa, HANYA PERLU SESAAT SAJA untuk meredakan angin ribut, dan HANYA PERLU SESAAT SAJA untuk menyembuhkan orang buta.
 
Tetapi yang menjadi persoalan bagi kebanyakan dari kita adalah kita belum mengalaminya! Banyak dari kita yang mungkin saat ini sedang bergumul dengan masalah, bahkan seringkali masalah yang sama dalam waktu yang panjang pula. Sadarilah bahwa problemnya bukanlah pada Tuhan, sebab Ia HANYA PERLU SESAAT SAJA untuk mengubahkan masalah kita menjadi kemenangan. Yang menjadi problem adalah cara kita untuk menghadapi masalah.

Yusuf mengalami jatuh bangun berkali-kali sebelum ia diangkat menjadi penguasa, murid-murid Yesus-pun sempat mengalami ketakutan dan kekhawatiran sebelum akhirnya mengalami mujizat, dan orang buta itupun mengalami ujian iman sebelum disembuhkan. Ingatlah bahwa masalah itu merupakan proses bagi kita (seperti kisah Yusuf), proses pembelajaran bagi kita untuk tetap berharap (kebalikan dari ketakutan murid-murid Yesus terhadap angin ribut), sehingga iman kita akan timbul dan mujizat terjadi (seperti kisah dua orang buta). Tuhan suka proses, karena Ia sudah tahu hasil akhirnya. Setialah dalam proses, berharaplah hanya padaNya, tetap percaya, maka Ia HANYA PERLU SESAAT SAJA untuk memutarbalikkan masalah kita menjadi kemenangan.

Tuhan Yesus memberkati!

Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat

-18 September 2009-

Saya adalah seorang pengusaha yang baru merintis usaha saya 2 tahun belakangan ini. Mungkin bagi anda yang memiliki profesi yang sama dengan saya, saat-saat sekarang ini merupakan saat-saat yang kritis untuk pembayaran rekanan bisnis kita maupun karyawan kita. Karena pada hari ini, dimana saya  menulis testimoni ini, merupakan hari-hari terakhir menjelang libur hari raya Lebaran yang cukup panjang dan sebagai pengusaha, ada semacam “kewajiban” untuk melakukan pembayaran pekerjaan maupun THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawan atau rekanannya sebelum libur dimulai..

Oleh karena sebagian besar karyawan saya adalah karyawan dengan sistem kontrak per pekerjaan, maka saya tidak memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran THR seperti yang dilakukan oleh perusahaan dengan karyawan-karyawan tetapnya. Tetapi saya memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran terhadap rekanan bisnis saya yang kewajiban pekerjaannya telah selesai dan karyawannya membutuhkan pembayaran pekerjaan serta THR sebelum memasuki masa liburan hari raya tersebut.

Oleh karena dana yang harus saya tagihkan untuk pembayaran rekanan bisnis tersebut bersumber dari perusahaan dengan skala yang cukup besar, maka sejak 5 minggu yang lalu saya telah memasukkan semua berkas tagihan saya untuk diproses. Janji awal dari mereka, pembayaran tagihan saya akan diberikan berupa giro per tanggal 11 September lalu. Oleh karena itu, satu hingga 2 minggu sebelum tanggal 11 tersebut, saya hanya melakukan pengecekan rutin ke pihak mereka mengenai posisi tagihan tersebut (sudah proses sampai di divisi apa? sudah ditandatangani atau belum? dan sebagainya).

Namun ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang telah mereka janjikan, janji pembayaran tanggal 11 akhirnya diulur menjadi tanggal 15. Melihat perkembangan yang seperti itu, sebagai manusia biasa, saya pun menjadi cemas dan khawatir bahwa pembayaran tanggal 15 pun akan meleset juga, padahal di satu sisi tanggal 18 adalah hari terakhir perusahaan beroperasi, baik rekanan bisnis saya maupun perusahaan tempat saya menagihkan pembayaran, jadi hanya tersisa 3 hari lagi kesempatan untuk mendapatkan pembayaran tersebut.

 Akhirnya tanggal 15 tiba dan kecemasan saya terbukti beralasan, pembayaran tetap belum bisa dilakukan. Saya memutuskan mulai keesokan harinya, secara aktif saya menunggu di kantor mereka sembari melobi pihak manajemennya agak giro saya segera ditandatangani dan diberikan. Hingga sore tanggal 17, mereka hanya mengkonfirmasi saya bahwa giro saya masih belum terbit. Malam harinya saya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan, “Jika Tuhan berkenan, maka bukakanlah jalan untuk pencairan pembayaran tersebut, tetapi jika belum, maka berikanlah pertanda”. Tetapi Tuhan hanya meminta saya untuk tetap berusaha dan berdoa. Dengan jawaban tersebut saya bingung juga, sebab saya merasa telah berusaha semaksimal mungkin untuk melobi mereka, sehingga hal satu-satunya yang masih bisa saya usahakan adalah berdoa terus.

Tanggal 18 September pagi saya sudah menunggu di kantor mereka, dengan harapan giro akan diberikan ketika pukul 08.30, karena pada jam itulah kasir pembayaran mereka buka. Saya menunggu hingga pukul 09.00 tetapi loket kasir mereka tetap belum dibuka, bahkan sayup-sayup saya mendengar dari balik bilik kasir tersebut pembicaraan antara petugas kasir dan manajernya, bahwa giro saya masih belum mereka dapatkan hingga pagi ini.

Mendengar hal tersebut saya tetap berusaha berbesar hati dan tetap berdoa juga. Sementara saya tinggalkan loket kasir yang belum buka tersebut untuk ke toilet. Sekembalinya saya dari toilet, saya menuju kembali ke kasir dan berharap bahwa loketnya telah buka dan saya bisa segera menanyakan langsung status tagihan saya. Disinilah ternyata saya membuktikan untuk kesekian kalinya lagi, pertolongan dari Tuhan tidak pernah terlambat!. Setibanya di depat loket, saya mendapati loket tersebut telah buka dan saya dipanggil petugasnya untuk menerima pembayaran giro saya. Saya tidak tahu bagaimana prosesnya hingga giro itu tiba-tiba sudah ada di tangan mereka, tetapi terima kasih Tuhan!….., karena pertolonganMu tidak terlambat.

Tetapi ternyata semuanya tidak selesai sampai disana. Giro yang saya terima ternyata berbeda dengan giro yang saya terima dari mereka biasanya. Bank penerbit giro tersebut adalah bank dimana saya tidak memiliki rekening di sana, sehingga untuk mencairkan giro tersebut (jika beda bank), bisa memakan waktu 2 hingga 3 hari. Tetapi petugas kasir tersebut memberi tahu saya bahwa giro tersebut bisa ditransfer langsung dari bank penerbit ke bank dimana rekening saya berada, dengan sistem RTGS dengan dikenai biaya Rp. 5.000,- sebelum jam 10 pagi, sebab tanggal 18 ini merupakan hari terakhir operasional mereka menjelang libur panjang.

Saya menerima giro tersebut pukul 09.04, sehingga setelah saya mendengar keterangan tersebut, secepatnya saya segera mencari angkutan umum ke bank penerbit giro. Uang yang saya pegang waktu itu hanyalah Rp. 28.000,- dan angkutan umum yang mengantarkan saya ke bank meminta Rp. 15.000,-. Tetapi karena saya membutuhkan waktu yang singkat, maka saya segera memutuskan untuk menuju ke tempat tersebut secepatnya. Sesampainya di bank pukul 09.20, saya segera berlari menuju posisi bank itu dan menanyakan apakah bank tersebut bisa mentransfer giro itu ke rekening bank saya secara langsung dengan RTGS. Ternyata info dari petugas kasir tadi benar dan saya menanyakan sekalian biaya untuk RTGS-nya. Entah kesalahan info dari kasir atau setiap bank memiliki beda peraturan, ternyata biaya RTGS adalah sebesar Rp. 50.000,- untuk non nasabah bank itu. Saya kebingungan, sebab uang yang tersisa di dompet saya hanya Rp. 13.000,-, sementara di ATM saya hanya Rp. 6.000,- saja yang tertinggal.

Saya segera menghubungi saudara saya untuk mentransfer dana sejumlah Rp. 50.000,- secepatnya. Saya menunggu di depan antrian ATM dan ketika antrian tinggal 1 orang di depan saya, saya menyadari bahwa 2 mesin ATM di dalam ruang kaca di depan antrian hanya beroperasi 1 mesin saja. Yang satu lagi; yang bisa mengeluarkan uang dalam pecahan Rp. 50.000,- malah tidak beroperasi, sedangkan yang beroperasi adalah yang memiliki pecahan Rp. 100.000,-. Saya cukup kaget karena mesin yang tidak beroperasi itu juga banyak antrian yang ternyata hanya untuk transaksi non tunai (transaksi tunainya tidak bisa berjalan; jadi bukan berupa mesin khusus non tunai). Kepanikan langsung melanda dan saya segera mengkontak saudara saya untuk menambahkan dana kembali agar saya bisa menariknya dalam pecahan Rp. 100.000,-.

Setelah dana berhasil saya tarik, waktu sudah menunjukkan pukul 09.50. Saya lebih terkejut lagi setelah mendapati bahwa bank sudah menjadi penuh dan nomor antrian yang saya pegang adalah nomor 27, sementara nomor antrian yang sedang dilayani adalah nomor 19 dan kasir yang melayani mereka semua hanya 1 orang kasir saja. Saya pasrah dan hanya menunggu di depan kasir hingga nomor antrian saya dipanggil, kalau memang Tuhan telah mengizinkan giro saya keluar hari tersebut, maka Tuhan akan memberikan jalan untuk pencairannya. Tiba giliran saya dipanggil, saya diinfokan oleh mereka bahwa RTGS masih tetap bisa dilakukan meski jam sudah menunjukkan pukul 10.30. Puji Tuhan!, ternyata pertolonganNya terbukti lagi tepat pada waktunya. Setelah transaksi selesai, mereka menyampaikan bahwa dana akan sampai di rekening sekitar pukul 12.30 hingga 13.30. Mendengar hal tersebut saya cukup lega, terlebih lagi ketika saya menanyakan jam terakhir operasional mereka hari itu adalah pukul 15.00, berarti dana akan sampai di rekening tepat pada waktunya dan bisa ditarik seluruhnya secara tunai untuk diberikan kepada rekanan bisnis saya (rekanan bisnis saya memiliki rekening bank yang berbeda dari rekening saya, sehingga jika ditransfer akan memakai waktu 2 hari kerja, jadi untuk mempercepat, maka mau tidak mau dana harus ditarik seluruhnya secara tunai).

Sesudah semua proses selesai, saya meminta saudara saya untuk menunggu di bank penerima dana untuk menariknya. Saya kira semuanya telah berakhir, tetapi saya dihubungi saudara saya bahwa bank penerima akan tutup pada pukul 13.00, tutup sebelum range penerimaan dana dari pihak bank penerbit giro yang dijanjikan antara pukul 12.30 hingga 13.30.

Saya langsung kembali ke bank penerbit, untuk menanyakan kepastian sampainya dana, tetapi mereka tidak bisa memastikan kapan tepatnya, sehingga saya hanya menunggu di depan teller. Pukul 11.40 saya menanyakan kembali ke mereka dan sekali lagi, tangan Tuhan tidak terlambat lagi bekerja. Dana dikabarkan sudah sampai dan sudah bisa ditarik seluruhnya secara tunai, sehingga pembayaran rekanan bisnis saya bisa langsung dilakukan, puji Tuhan!!.



“Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.” (Mazmur 63 : 7) Setelah seluruhnya benar-benar selesai, saya berjalan untuk mencari angkutan umum kembali ke tempat tinggal saya. Di saat tersebut Tuhan berbicara di dalam hati saya untuk membagikan kisah hari ini, agar mereka yang sedang mengalami keputus-asaan, putus pengharapan, dapat dikuatkan melalui kisah ini dan tetap percaya dan berharap kepada Tuhan akan pertolonganNya, sebab pertolongan sejati untuk seluruh hidup kita hanyalah berasal dari satu Pribadi, yaitu Pribadi Tuhan yang kita kenal dalam Yesus Kristus. “Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121 : 1 – 2)

Jadi bagi setiap pembaca kesaksian ini, yang masih bergumul dalam permasalahan, tetaplah teguh berharap di dalam Tuhan, sebab pengharapan akan menghasilkan iman, dan iman akan membuat tangan Tuhan bekerja menolong kita dari permasalahan-permasalahan kita. Apa yang terjadi pada saya, dapat terjadi pada anda semua, karena kita semua adalah anak-anak Allah yang sangat dikasihiNya. Dia hanya mau kita percaya, berusaha dan tetap lurus di jalanNya, maka hatiNya tidak akan pernah jauh dari hati kita dan tanganNya tidak pernah kurang panjang untuk menolong kita. Amen!

Tuhan Yesus memberkati!

-PDLA-

17 September 2012

Prinsip Memberi

Dalam 1 Taw 29:1-18, dikisahkan bahwa raja Daud sedang mempersiapkan segala bahan dan material yang dibutuhkan untuk membangun Bait Suci. Dengan kemampuan yang dia miliki, dia kumpulkan segala yang dibutuhkan (ay. 2), bahkan dia menambahkan lagi dengan memberikan emas dan perak kepunyaannya sendiri untuk proyek tersebut (ay. 3).

Nah, ada sesuatu yang dapat kita pelajari dari prinsip memberi yang dipegang oleh raja Daud, yang bisa kita dapat dari nyanyian pujiannya kepada Tuhan:


1 Taw 29:14 - "Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari padaMu-lah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepadamu."

Daud tahu betul bahwa segala sesuatunya adalah milik Tuhan. Segala kelimpahan yang dia terima dan berikan adalah semua milik Tuhan.

Daud berkata, "Siapakah aku, kok bisa-bisanya memberi pada Tuhan? Bukankah segala sesuatu adalah milikNya?" Lucu sekali ketika kita mengklaim bahwa kita memberi pada seseorang, padahal apa yang kita beri itu adalah milik orang tersebut.

Tapi ada 1 rahasia yang Daud paham, kenapa Tuhan ingin dia untuk memberi:

1Taw 29:17a - "Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas."

Ketika kita berurusan dengan Tuhan, ujung-ujungnya selalu adalah masalah hati. Heart does matter for Him. Dia menguji hati kita dengan menyuruh kita untuk memberi. Dari sanalah akan terlihat dengan jelas, sebenarnya dimana hati kita berada. Bukankah Firman Tuhan berkata, "Dimana hartamu berada, di sanalah hatimu berada"?

Daud tahu bahwa dengan memberi, sebenarnya dia sedang membuktikan pada Tuhan kalau hatinya tidak melekat kepada mamon.

Jadi, jadikanlah memberi sebagai lifestyle kita, supaya hati kita tetap terjaga tidak melekat kepada mamon. Dan janganlah pernah menjadi sombong ketika kita mampu untuk memberi lebih banyak dari orang lain, sebab sebenarnya kita cuma 'mengembalikan' apa yang memang menjadi milik Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

16 September 2012

Miskin di Hadapan Allah

Matius 5:3 - "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Weits, nda salah nih, Tuhan kepengin kita miskin? Bukannya Tuhan selalu ingin memberkati kita, umatNya?


Tunggu dulu, guys.. Yang dimaksud miskin di sini adalah bukan miskin secara material. Tuhan kepengin anakNya menjadi kaya raya di bumi, sebab Dia adalah seorang Raja. Yang dimaksud miskin di sini adalah ketika kita punya sikap hati bahwa kita sebenarnya tidak memiliki apa-apa, karena semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Di sinilah kita menjadi 'miskin' di hadapanNya.

Lalu apa implikasinya kalau milik kita semuanya adalah milik Tuhan?

Amsal 3:9 - "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu."

Kalau kita tahu dan mengerti bahwa segala milik kita adalah milik Tuhan, maka gunakanlah segala harta milik kita untuk kemuliaanNya. Gunakanlah setiap sen dari harta kita dengan motivasi untuk memperlebar kerajaanNya di bumi ini.

Matius 6:21 - "Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Kalau anda adalah seorang pengusaha, anda tidak akan menginvestasikan harta anda pada sesuatu yang nilainya menurun. Ingatlah bahwa segala sesuatu di bumi ini adalah fana, investasikanlah harta anda pada hati atau kehendak Tuhan, maka anda akan mendapat Kerajaan Sorga yang kekal!

Tuhan Yesus memberkati!

15 September 2012

Doa yang Salah

Seringkali kita menginginkan sesuatu, dan kita butuh Tuhan untuk memenuhi keinginan kita. Nah, saat Tuhan terasa tidak mendengar doa kita, ada beberapa yang harus kita cek dulu sebelum kita mulai berdoa. Ingat, Tuhan kita adalah Allah yang selalu mendengar doa, ketika doa itu tidak dijawab, maka hanya ada 2 pilihan: 1. belum waktunya Tuhan utk menjawab, atau 2. kesalahan ada pada diri kita.


Puji Tuhan kalau yang terjadi adalah yang nomor 1, karena Dia mendengar dan menjamin akan jawabannya. Kalau yang nomor 2? Nah, mari kita buka buku manual kita dan cek, apakah ada yang salah dalam doa kita.

1. Tidak Mendapat karena tidak Berdoa

Yak 4:2b - "...Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa."

Yes, Tuhan tahu semua kebutuhan dan keinginan kita. Tapi Tuhan tidak selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan kita kalau kita tidak memintanya dalam doa.

Bukan karena Tuhan tidak mau memberkati anak-anakNya, tapi terlebih dari itu, Tuhan rindu untuk berkomunikasi dengan anak-anakNya. Doa adalah sebuah instrumen khusus yang membuat manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan.

Fil 4:6 - "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

2. Isi Doa yang Salah

Yak 4:3 - "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."

Ketika kita meminta sesuatu pada Tuhan, mintalah dengan visi. Ketika kita meminta hanya untuk memenuhi hawa nafsu kedagingan kita, tentu saja Tuhan tidak akan menjawab doa kita karena Dia tidak mau kita jatuh dalam kedagingan kita.

1 Sam 1:11 - Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."

Mari belajar dari doa Hana, ibu Samuel. Hana yang mandul berdoa meminta anak pada Tuhan dengan visi bahwa anak itu akan dia serahkan lagi bagi kemuliaan Tuhan dengan menjadikan anak yang lahir nanti sebagai hamba Tuhan. Maka Tuhan menjawab dengan lahirnya Samuel, salah 1 nabi terbesar dalam sejarah Israel yang mengurapi Saul dan Daud menjadi raja.

Jangan takut untuk salah dalam berdoa, karena oleh kasih karuniaNya, Dia akan mengajar kita untuk meluruskan isi doa-doa kita yang salah. Kita hanya perlu percaya dan menurut pada tuntunanNya. :)

3. Tidak Hidup dalam Firman Tuhan

Yak 4:4 - "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."

Ketika kita hidup seperti yang dunia ajarkan dan tidak menurut pada perintah-perintahNya, maka sebenarnya kita sedang menjadikan diri kita sendiri sebagai musuh Allah. Kita sendiri yang memutus hubungan komunikasi antara kita dengan Tuhan sehingga doa-doa kita tidak terjawab.

Yak 5:16b - "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."

Hal yang terpenting dalam berdoa sebenarnya adalah siapa yang berdoa. Kita yang berdosa ini, oleh karena pengorbanan Yesus di kayu salib, mendapat status sebagai orang benar. Sebuah kehormatan dan kasih karunia untuk kita bisa memiliki akses lagi kepada Bapa di sorga langsung melalui Yesus. Akan tetapi saat kita mulai meninggalkan Yesus dan berpaling pada dunia, maka kita juga akan kehilangan privilege tersebut.

Oleh karena itu, apabila sekarang anda merasa sudah jauh dari Tuhan dan mulai berkompromi dengan dunia, segeralah berbalik kepada Tuhan. Bertobat dan minta pengampunanNya, maka anda akan mulai melihat jawaban-jawaban doa anda mulai berdatangan.

Tuhan Yesus memberkati!

14 September 2012

History Maker

Yohanes 14 : 12
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa."


Kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus, sesuai dengan janji Firman di atas, bahwa kita pun akan melakukan pekerjaan-pekerjaan pelayanan yang bahkan lebih besar dari pada yang telah dilakukanNya. Ini bisa terjadi karena Anak pergi kepada Bapa, untuk meminta kepada Bapa agar mencurahkan Roh Kudus atas kita. Sehingga kita dimampukan untuk melakukan perubahan, mujizat, dan pelayanan-pelayanan yang luar biasa.

Oleh karena itu, jadilah seorang History Maker, yaitu orang yang mengubah sejarah karena keberadaan atau tindakan orang tersebut. Ubahlah sejarah keluarga kita, dari yang awalnya tidak mengenal Kristus, tapi melalui kita, mereka mengenal Kristus. Ubahlah sejarah lingkungan kita, dari yang awalnya hanya "kristen KTP", menjadi murid-murid Kristus sejati, dan banyak hal-hal yang lain yang dapat kita lakukan di tengah-tengah lingkungan kita.

Ubah pandangan anda saat ini, jangan fokus pada kepentingan pribadi, pemuasan hawa nafsu, masalah pribadi yang bertubi-tubi, tetapi fokuslah kepada Tuhan dan pakailah kuasa Roh Kudus yang sudah ada pada kita, maka kita akan benar-benar menjadi History Maker yang berdampak luar biasa dalam lingkungan kita, tepat seperti yang diinginkan Tuhan, agar kita menjadi garam dan terang dunia.

Tuhan Yesus memberkati!

13 September 2012

Sparring Partner

Amsal 27 : 17
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya"


Dimanapun kita berada, di sekolah, di tempat pekerjaan, di rumah, bahkan di komunitas gereja sekalipun, kita pasti memiliki semacam "rival"/"sparring partner" atau orang yang memiliki cara pandang, cara berpikir, dan cara bersikap, yang sangat berbeda dengan pandangan, pemikiran, dan sikap kita, sehingga sering bergesekan bahkan mengganggu kita.

Itu adalah hal yang sangat wajar, sebab di dalam Alkitab tertulis bahwa besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Tuhan mengijinkan adanya "sparing partner" ini untuk mengasah kita, sehingga kita bisa menjadi lebih sabar, lebih tekun, lebih kuat, lebih bijak, dan menjadi lebih dewasa.

Jadi janganlah bersungut-sungut atau menyerah dengan "sparing partner" kita, ingatlah bahwa kita diijinkan untuk memiliki mereka, agar kita semakin menjadi sempurna di hadapan Tuhan. Bersyukurlah dan jangan membenci mereka. 

Tuhan Yesus memberkati!

12 September 2012

Facing Problems

Di dalam menjalani kehidupan, kita tidak bisa menghindarkan diri dari persoalan. Yang paling penting ialah bagaimana kita bisa menghadapi persoalan tersebut dan menang.


Bilangan 13-14 mengajarkan kita melalui Yosua dan Kaleb untuk menghadapi persoalan,

MILIKI KEYAKINAN YANG KUAT
Bilangan 13:30,"Tidak!,kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!". Di dalam menghadapi masalah, kita harus yakin pasti berhasil, tetapi dengan mengandalkan Tuhan

BERKATA POSITIF
Bilangan 14:7,"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya." Meski secara riil, persoalan kita begitu buruk, tapi hendaknya kata-kata kita bisa membuat kita bersemangat dan termotivasi.

BERSANDAR PADA KEHENDAK TUHAN
Bilangan 14:8,"Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu..." Persoalan selalu ada, tetapi jangan takut dan khawatir, bersandarlah pada kehendak Tuhan.

JANGAN MEMBERONTAK DAN TAKUT
Bilangan 14:8-9,"Hanya,janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu." Memberontak disini adalah sikap bersungut-sungut yang bisa mengakibatkan pertolongan Tuhan tidak terjadi, jadi selalu bersyukurlah, karena ada berkat besar di balik setiap persoalan.

YAKIN AKAN PENYERTAAN TUHAN
Bilangan 14:9b,"Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita..." Apapun yang kita alami, yakinlah bahwa Tuhan selalu beserta kita.

Tuhan Yesus memberkati!

11 September 2012

Perjanjian Tuhan dengan Umat-Nya

Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, pada saat itu juga ada perjanjian yang mengikat kita dengan Allah. Amos 3 : 3 menyebutkan, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"


Kita semua sebenarnya tidak se-level dengan Tuhan kita, tetapi Dia mau mengikat perjanjian, bahkan memegang teguh perjanjianNya dengan kita. Di dalam Mazmur 89:35 dikatakan bahwa, "Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan Kuubah." Perjanjian/covenant berasal dari bahasa Ibrani, "Berith", atau "Diatheke" dalam bahasa Yunani. (baca di sini untuk lebih jelas)

"Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia dan perjanjianNya diberitahukanNya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Kita harus bergaul akrab dengan Tuhan, melalui doa, saat teduh, setiap waktu kita, agar perjanjianNya diberitahukan kepada kita.

Setiap perjanjian yang dibuat selalu disahkan dengan materai, demikian pula perjanjian kita dengan Allah, dimateraikan dengan darah Yesus. Matius 26:26-28 "...minumlah kamu semua dari cawan ini, sebab inilah darahKu, darah perjanjian..." Darah Yesus yang ditumpahkan, merupakan materai bagi perjanjian baru, 1 Korintus 11 :23-25, "...cawan ini adalah perjanjian baru yang dimateraikan oleh darahKu." Perjanjian baru ini tidak berubah dan tidak mungkin dilanggar oleh Tuhan sendiri.

Ulangan 8:18, "Sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang di-ikrar-kanNya." Kita semua yang percaya kepada Yesus, berhak atas perjanjian berkat yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham. Namun seringkali, kita mengalami hambatan dalam menerima berkat tersebut, karena,
  1. Tidak percaya, yang menyebabkan di ada di luar perjanjian
  2. Sikap miskin turun-temurun (Amsal 10:15 "...tapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan." Sikap miskin ini adalah tidak punya harapan, menganggap tidak ada peluang, tidak memiliki visi, dan sebagainya.) 
  3. Ketidaktahuan/kebodohan
  4. Malas
  5. Pelit
Gagal merupakan proses sementara untuk membentuk karakter. Tetapi janji Tuhan adalah kekal, tak mungkin berubah, jadi lakukanlah bagian kita, sehingga Tuhan akan mengerjakan bagianNya. 

Tuhan Yesus memberkati!

8 September 2012

Menakar dan Mengukur

Kadang bila kita merenung,
"Dulu saya lahir dari keluarga miskin.
Ketika melihat org kaya, saya bertanya2 mengapa mereka egois, tidak mau menolong orang miskin memperbaiki masa depan, bahkan tidak jarang malah memandang rendah?"

Namun ketika kemudian saya menjadi kaya krn bekerja keras, "Saya merasa orang miskin itu malas, tidak mau berinisiatif, maunya ditolong, iri, dan tak pernah berterima kasih?"

Mengapa begini ?

Tak jarang dlm hidup ini, kita punya standar ganda dalam "Menakar & Mengukur".
Kita kerap menilai orang lain dari "takaran" atau pandangan subjektif kita & tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang orang itu.
Kita kerap menuntut orang lain bersikap & berbuat seperti yang kita mau, padahal kita sendiri belum tentu melakukan yang sebaliknya.
Ketika berbuat salah, kita tak mau dihakimi.
Sebaliknya minta dimaafkan & dibantu keluar dari kesalahan.

Ketika membeli, kita menginginkan barang yang berkualitas dengan harga bagus & akan sangat marah jika dibohongi.
Ketika susah, kita mau orang lain menolong.
Dan semua ingin kita yang diutamakan dulu.

Apabila kita rindu tidak dihakimi, biarlah kita jangan menghakimi.
Apabila kita rindu dimaafkan ketika bersalah, biarlah kita jangan menghukum, tapi mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
”Bila engkau memberi,kepada orang yg paling hina,maka sesungguhnya ,engkau telah memiutangi AKU”
Jangan sombong dan semena2 bila dipercayakan kekayaan,tidak ada seorangpun yg mengetahui hari esok.
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Gbu & Jesus Always Love U.

Kompromi

Kompromi merupakan hal yang biasa kita temui di dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengambil jalan pintas (instant;praktis) untuk menyelesaikan masalah, menghidupi kebiasaan-kebiasaan buruk kita, berkubang dalam dosa, merupakan hal-hal yang tidak asing terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin kita sendiri melakukannya.


Tetapi apakah itu yang Allah kehendaki bagi kita di dalam menjalani hidup? Dalam Roma 12:2 disebutkan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Seharusnya seperti ayat inilah kita tampil sebagai anak-anak Allah, yaitu tidak hidup serupa dengan dunia, tetapi hidup dengan standar Allah dan tidak berkompromi/menurunkan standarNya.

Mungkin kita berpikir, sesekali berkompromi itu tidak dilarang, tetapi sering sekali terjadi, cukup dengan satu/dua kali kompromi, standar kitapun menurun dan akibatnya kita terbiasa untuk hidup dengan kompromi. Menjadi tidak berkompromi memang bukan pilihan yang populer, tetapi ketika kita mau hidup dengan standar Allah, dengan tak berkompromi, Allah kita akan disenangkan, meski mungkin kita harus mengalami konsekuensi melewati kesulitan akibat tidak mau berkompromi. Allah kita adalah Allah yang suka melihat proses, Dia tahu kita masih hidup di dalam daging, masih sering tergoda untuk berkompromi, tetapi Ia juga mau kita berproses lebih baik, menjadi semakin serupa denganNya, dan itulah yang perlu kita usahakan.

Percayalah, ketika kita memilih untuk tidak berkompromi, Tuhan akan mempercayakan tanggung jawab yang lebih lagi, yang tentunya akan disertai dengan berkat yang lebih pula. Dan ketahuilah, ketika kita mengalami kesulitan akibat tak berkompromi, itulah yang akan memproses kita untuk menjadi lebih dewasa.

Tuhan Yesus memberkati!

5 September 2012

God-Centered

Matius 10 : 37-38
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Prioritas hidup yang benar di mata Tuhan adalah prioritas yang berpusat kepada Tuhan (God-centered). Namun kenyataannya dalam kondisi saat ini, prioritas hidup manusia lebih cenderung berpusat kepada diri sendiri (self-centered).

Tuhan seringkali memberikan berkat kepada kita, agar kita berfokus pada visiNya, tetapi yang terkadang terjadi, kita memakai berkat tersebut untuk memenuhi keinginan-keinginan daging kita secara berlebihan.

Contoh lain, Tuhan juga memberikan pasangan hidup agar kita lebih bergairah dan saling mendukung satu sama lain dalam melayaniNya, tetapi terkadang kita menjadi lebih fokus kepada pasangan kita, sehingga pelayanan kita akhirnya semakin padam.

Terkadang Tuhan juga mengijinkan masalah terjadi, kematian, sakit penyakit, kehancuran rumah tangga, perceraian, sakit hati, dan sebagainya dengan tujuan mendewasakan kita agar kita semakin fokus padaNya, tetapi yang terjadi seringkali kita menjadi mengasihani diri sendiri (self centered).

Ketika Tuhan menitipkan segala sesuatu kepada kita, semuanya memiliki visi dan misi. Pilihlah untuk fokus kepadaNya, lakukan apa yang Tuhan kehendaki, sebab Dia-lah sumber segalanya. Ketika kita fokus kepadaNya, berkatlah yang mengejar kita, kemenangan dan terobosan dalam masalah-lah yang akan kita alami.

1 Korintus 15 : 58 menyatakan bahwa, "karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!, sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." 

Tuhan Yesus memberkati!

4 September 2012

Tuhan Sedang Memanggilmu

Suatu hari, saat itu aku lagi saat teduh di kamarku dan aku mendapatkan ayat ini:

Mat 4:14-16 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"


Laut biasanya diartikan sebagai umat manusia, dan bangsa-bangsa lain diartikan sebagai orang-orang yang belum mengenal Kristus. Jadi dengan kata lain, YESUS memerintahkan kita untuk ‘keluar’ dan menjadi terang bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus. Bukan menjadi terang bagi orang-orang yang sudah mengenal Kristus (alias menjadi terang hanya di dalam Gereja).

Kenapa begitu? Karena yang membutuhkan Terang itu adalah orang-orang yang masih ada dalam kegelapan (orang-orang yang belum mengenal Kristus). Kita, orang-orang dalam Gereja, sudah memiliki Terang itu, jadi tidak perlu diterangi lagi, sebaliknya kitalah yang seharusnya membawa Terang itu pada kegelapan.

Terang berarti harapan bagi orang-orang yang berada dalam gelap. Itulah kenapa perikop ini ditutup dengan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”, karena lewat harapan, orang mengenal kasih Kristus; dan lewat kasih Kristus, orang mengenal Kristus dan bertobat. Coba kita ingat-ingat saat pertama kali kita benar-benar bertobat, yang kita kenal duluan pasti kasih-Nya, bukan Dia – baru lewat kasih-Nya, kita mengenal Dia dan bertobat.

Ayat ini menjadi rhema di hatiku akhir-akhir ini karena beberapa kejadian:
  • Waktu itu aku sedang di Jakarta, waktu aku sedang jalan-jalan, aku melihat banyak pengemis. Bahkan beberapa diantara mereka cacat dan angota tubuhnya nggak lengkap. Mereka tampak sangat tidak terawat dan mengais-ngais kehidupan. Padahal mereka sama manusianya dengan kita, yang seharusnya berhak untuk mendapatkan hidup yang lebih layak.
  • Suatu hari waktu aku pulang kampus naik angkot, aku bertemu seorang bapak-bapak tua yang ternyata buta. Aku menolongnya membelikan obat untuk matanya dan sempat bercakap-cakap dengan dia. Aku lupa penyebab kebutaannya, tapi yang pasti keadaan matanya saat itu sangat mengerikan dan aku belum bisa melupakannya sampai sekarang. Yang buat aku trenyuh, dia ternyata masih bekerja di sebuah toko komputer, dan kesana-kemari dengan naik angkot dengan kondisi yang seperti itu.
  • Beberapa hari lalu waktu aku pulang naik angkot juga, aku bertemu dengan seorang tukang pijat tuna netra. Walaupun dia tidak bisa melihat, tapi dia seakan-akan tidak perduli dengan keadaannya dan tetap bekerja seperti otang normal. Aku masih bisa melihat semangatnya saat dia turun dari angkot. Waktu turun dari angkot itu, dia hampir tertabrak sepeda motor, puji TUHAN sepeda motor itu berhenti tepat pada waktunya.
  • Saat aku pulang dari Gereja, aku melihat anak-anak kecil yang biasa ada di lampu merah yang membawa sulak dan membersihkan kaca-kaca mobil. Biasanya, aku tidak perduli pada pemandangan itu, tapi entah kenapa waktu hari itu, aku tiba-tiba bisa merasakan penderitaan mereka. Mereka yang seharusnya masih dalam usia untuk menikmati yang namanya bermain, mereka yang masih dalam usia sekolah tapi tidak mampu sekolah, harus berpanas-panas ria bekerja karena tekanan ekonomi. Bahkan mungkin beberapa dari mereka ada yang tidak beralas kaki. Bisa dibayangkan bagaimana panasnya aspal di Surabaya pada siang hari.
  • Dan masih banyak cerita-cerita lain yang nggak mungkin aku ceritakan di sini…

Dari sini aku mengingat bagaimana TUHAN sangat mencintai umat manusia, kita dan mereka. Dia telah mati, memberikan darah-Nya untuk manusia. Itu artinya bahwa setiap kita adalah sangat berharga di mata-Nya. Setiap kita dihargai ALLAH setara dengan 1 Yesus! Keselamatan dan berkat yang diberikan penuh, tidak setengah-setengah. Bahkan di Alkitab disebutkan kita adalah biji mata TUHAN, yang artinya kita sangat dijaga dengan hati-hati oleh Dia saking berharganya kita. Sadarkah kita kalau setiap kita sangat berharga di mata-Nya, padahal kita cuma debu yang tidak ada artinya?

Kalau kita yang sudah dihargai sedemikian rupa, mendapatkan berkat yang sedemikian luar biasa, masihkah terlalu sombong untuk membaginya dengan orang lain? Mereka di luar sana juga berhak mendapatkan apa yang kita dapat dari ALLAH, hanya mereka belum tahu caranya. Disinilah tugas kita sebagai mitra kerja ALLAH dalam mengekspresikan kasih-Nya pada mereka.

Lalu bagaimana membawa Terang itu pada dunia? Berikan dan lakukan peran yang diberikan TUHAN pada kita dengan baik. Jika panggilanmu adalah dokter, bantulah orang-orang yang sakit. Jika kamu masih pelajar, belajarlah dengan baik supaya di masa depan kamu bisa memuliakan nama TUHAN dengan cita-citamu. Jika kamu seorang desainer, desainlah sesuatu yang berguna bagi masyarakat, karena dengan begitu kita juga memuliakan nama TUHAN. Lakukan apapun yang terbaik yang kita bisa untuk membantu mereka yang membutuhkan dan sudah kehilangan harapan. Karena hari-jari ke depan akan semakin berat dan dunia ini sudah kehilangan harapannya. Tugas kitalah untuk mengekspresikan Terang itu pada dunia sehingga dunia mendapatkan kembali harapannya.

Suatu hari aku pernah protes ke TUHAN, “TUHAN kenapa aku harus membantu mereka, harus membantu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah mereka, menguatkan mereka, mengajar mereka tentang nilai-nilai hidup, dst? Bahkan aku tidak mengenal beberapa dari mereka. Sebagian bahkan cuma teman di dunia maya yang tidak pernah aku kenal atau temui. Masalah mereka cuma membuat aku tambah pusing karena aku sendiri sudah pusing dengan masalah-masalahku.”

Tapi kemudian dengan lembut TUHAN menjawab, “Anak-Ku, kalau kamu perduli dengan mereka, aku akan perduli dengan segala permasalahanmu. Kalau kamu membantu mereka, aku akan membantumu. Kalau kamu menguatkan mereka, aku akan menguatkanmu di saat kamu lemah. Ingatlah selalu bahwa kamu memiliki Aku, yang berarti kamu memiliki segalanya; sesuatu yang tidak mereka miliki.”

Sejak saat itulah aku belajar untuk perduli pada orang lain…

TUHAN sedang memanggilmu, saudaraku.. Apakah kamu akan meresponinya?

Tuhan Yesus memberkati!

-SKT-

3 September 2012

Christianity as a Lifestyle

Kisah Para Rasul 2 : 41-47
41...memberi diri dibaptis...jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42...bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
43...mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44...semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,...
45...dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
46...mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.
47...mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.


Kekristenan bukanlah sekedar agama, tetapi gaya hidup yang perlu kita lakukan sebagai pengikut Kristus sekaligus anak-anak Allah. Kutipan ayat di atas menggambarkan dengan jelas, bagaimana gaya hidup jemaat mula-mula, sehingga Tuhan berkenan dan memberkati mereka berkelimpahan.

Ada 5 gaya hidup utama yang mereka praktekkan, sehingga membuahkan hasil akhir yang luar biasa,
  1. Tekun dalam pengajaran dan persekutuan (ay.42), yaitu dengan tekun dalam mempelajari Firman, melakukan dan hidup bersekutu dengan komunitas Allah untuk saling membangun serta berdoa.
  2. Ada mujizat dan tanda (ay.43), yaitu dengan memakai segala potensi rohani, sehingga Tuhan dapat berkarya secara supranatural melalui mereka untuk menguatkan iman yang lain.
  3. Adanya kesatuan hati antar orang percaya (ay.44), ada kerukunan, saling mengampuni dan mengasihi.
  4. Diberkati untuk memberkati (ay.45), meskipun ada konsekuensi pengorbanan diri.
  5. Adanya sukacita dan ketulusan (ay.46).
Gaya hidup seperti inilah yang berkenan bagi Tuhan, sehingga pada ay.47, apabila kita sendiri yang melakukannya, maka kita akan menjadi kesukaan bagi banyak orang dan Tuhan akan mempercayakan jiwa-jiwa baru kepada kita untuk dirawat.

Jadi tunggu apa lagi?, ayo kita hidupi gaya hidup Kekristenan yang benar, sebab ketika Tuhan sudah berkenan, maka Dia akan mempercayakan hal-hal yang paling berharga dan mulia dalam hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati!.

Hati yang Remuk

Dalam perjalanan kehidupan, banyak problem yg terjadi. Tidak jarang kepahitan dan putus asa terjadi. Janganlah tergoda untuk melakukan tindakan gegabah yang bisa menghancurkan hidup menuju kebinasaan. Datanglah kepada Tuhan dengan membawa hati kita yang tengah terkoyak-koyak parah dengan luka perih. Curahkan semua perasaan anda di hadapanNya, dan mintalah pertolonganNya, maka Tuhan sendiri yang akan membalut luka-luka itu satu persatu dan dengan penuh kasih sayang.


Saya sudah merasakan Tuhan memulihkan, semua kehidupan saya, pekerjaan, kedamaian hati, keuangan. Jika ini berlaku buat saya, mengapa tidak buat anda?

Satu sisi positif yang saya dapat sebagai pelajaran adalah, justru di saat sakit seperti itulah saya bisa mengalami langsung bagaimana luar biasanya kuasa Tuhan dalam menyembuhkan kita dari luka parah akibat kehidupan yang hancur.

Sekarang juga, datanglah kehadapanNya dan bawa hati kita yang tengah luka dan hancur, dan alamilah secara langsung bagaimana luar biasanya Tuhan menyembuhkan luka anda dalam waktu yang jauh lebih cepat dari yang anda kira.

"Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka." (Mazmur 147:3).

Gbu & Jesus Always Love U.

2 September 2012

For You Alone




For You Alone - Don Harris

You are the peace that guards my heart
My help in time of need
You are the hope that leads me on
And brings me to my knees

For there I find You waiting
And there I find release
So with all my heart I worship
And unto You I sing

For You alone deserve all glory
For You alone deserve all praise
Father, I worship and adore You
Father, I long to see Your face

For You alone deserve all glory
For You alone deserve all praise
Father, I love You
And I worship You this day
__________________________________________________________________

Engkaulah damai yang menjaga hatiku
Pertolonganku di saat-saat sulit
Engkaulah harapan yang menuntun aku
dan membawaku untuk berlutut

Karena di sana aku menemukan Engkau sedang menungguku
dan di sana kutemukan kelegaan
Dengan segenap hati ku menyembah-Mu
dan kepada-Mu kubernyanyi

Hanya pada-Mu segala kemuliaan
Hanya pada-Mu segala pujian
Bapa, ku menyembah dan mengagumi-Mu
Bapa, ku rindu melihat wajah-Mu

Hanya pada-Mu segala kemuliaan
Hanya pada-Mu segala pujian
Bapa, ku mengasihi-Mu
dan ku menyembah-Mu hari ini

Dikejar Berkat

Matius 6 : 33
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Ketika kita menjadi anak-anak Allah, secara otomatis kita punya privilege/hak istimewa, bahwa kita akan dikejar oleh berkat, bukan mengejar berkat.  Tetapi Tuhan juga memberikan satu syarat, yaitu kita harus mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dahulu.

Yang dimaksud dengan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya adalah memahami dan melakukan FirmanNya. Dan jika kita sudah melakukannya, maka semuanya akan ditambahkan olehNya, tidak hanya berkat materi, tetapi juga sukacita, kesehatan, pemulihan, damai, dan banyak berkat lain. Yang dimaksud melakukan Firman disini tidak hanya terbatas kita bergereja setiap minggu, tetapi hiduplah berkomunitas, layanilah Tuhan, lakukan kehendakNya, dan pakailah setiap berkat, urapan kita untuk melayani satu dengan yang lain.

Dikejar berkat disini bukan berarti kita hanya duduk bermalas-malasan dan berkat membanjiri kita, tetapi kita harus tetap bekerja keras, hanya saja promosi, kesempatan-kesempatan baru dan luar biasa, link-link usaha yang baru akan dibukakan tanpa kita perlu bersusah payah mencarinya.

Jadi pada akhirnya itu semuanya merupakan suatu pilihan, mau menggunakan hak istimewa kita untuk dikejar berkat? Atau kita berusaha dengan susah payah untuk mengejar berkat-berkat kita.

Tuhan Yesus memberkati!

Standar Memilih Pasangan



Salah satu problem terbesar bagi kaum muda, selain pekerjaan dan keluarga, adalah memilih pasangan yang tepat. Punyailah standar yang tinggi dalam memilih pasangan kita, sebab Allah kita adalah Allah yang sanggup memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya, oleh karena itu kitapun juga harus berani mengekspektasikan pasangan yang terbaik dari Allah.

Janganlah Memilih Pasangan Dengan Motivasi yang Salah (2 Tim 2:22)
Standar memilih pasangan yang benar salah satunya adalah didasarkan pada motivasi yang benar, bukan karena nafsu, karena fisik saja, karena keuangan/pekerjaan/status saja, karena kasihan, karena sudah terbiasa bersama, karena kriterianya sesuai dengan kita, karena kesamaan minat/kecocokan sifat, karena sudah 'berumur', tetapi lebih dikarenakan adanya karakter yang saling membangun. Jangan karena memiliki pasangan, akhirnya kita tidak fokus dalam bekerja, tidak fokus dalam melayani, bahkan mulai menjauh dari persekutuan dan kehidupan berjemaat, itu bukanlah apa yang Tuhan harapkan dengan memberikan kita pasangan. Tuhan mengharapkan dengan adanya pasangan, kita akan semakin luar biasa dalam melayani Tuhan. Biasanya motivasi yang salah, kecenderungannya akan mengarahkan kepada hubungan yang bermasalah pula.

Temukan Pasangan yang Seiman dan Sevisi (2 Kor 6:14-15)
Pasangan yang kita pilih haruslah memiliki iman dan visi yang sama, sebab di dalam kapal tidak mungkin ada 2 nahkoda, demikian juga di dalam keluarga yang nantinya akan kita bentuk bersama dengan pasangan kita, tidak mungkin 'disetir' ke 2 arah yang berbeda. Visi sangat penting, sebab jika visinya bukanlah untuk mencari Kerajaan Allah, maka Tuhan juga tidak akan menambahkan segala sesuatu ke dalam hidup kita dan pasangan kita. Ada case yang cukup sering terjadi, yaitu ketika kita punya pasangan yang berbeda iman, seringkali kita mengatakan bahwa kita yang akan menariknya sehingga memiliki iman yang sama dengan kita. Tetapi yang seringkali terjadi, iman kita sendiri tidak cukup kuat, sehingga kita terpengaruh dan berpindah iman.

Saat ini, mintalah dalam doa kepada Tuhan, agar kita diberikan hikmat untuk memilih pasangan dengan standar Tuhan. Selain itu janganlah berpikir bahwa kita sudah memilih / mendapatkan yang terbaik, sebab terkadang Tuhan mengijinkan kita untuk memilih yang salah, agar kita belajar untuk meraih yang terbaik dari Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

1 September 2012

Lelah dan Lesu

Yesaya 40:29-31
"Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru:mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
Apakah saat ini kita sedang mengalami kelelahan dan kelesuan dalam hidup? Mungkin karena rutinitas hidup, mungkin karena mengalami masalah yang berat/tidak menunjukkan adanya titik terang, mungkin karena bermasalah dalam relation, dalam keluarga, atau apapun juga.

Mungkin kita telah mencoba pula segala macam cara untuk mengusir kelelahan dan kelesuan itu, dengan berlibur, dengan menikmati hidup/bersenang-senang, dengan mengubah rutinitas, bahkan mungkin dengan melarikan diri dari kenyataan hidup atau malah mencoba mengakhiri hidup.

Di dalam kitab Yesaya, yang dituliskan lebih dari 2600 tahun yang lalu, telah dinubuatkan seperti yang tertulis dalam kutipan ayat di atas, bahwa orang-orang yang muda secara rohani, akan mengalami kelesuan dan kelelahan. Cara mengatasinya hanya satu, yaitu dengan menanti-nantikan Tuhan (ayat 31) atau dlm Alkitab Bahasa Sehari-Hari dituliskan dengan mengandalkan Tuhan. Oleh sebab itu, mintalah kekuatan dan semangat dari padaNya, karena Dialah sumber (YHWH). Hanya Tuhan yang sanggup untuk me-recharge Roh kita kembali, sehingga kita akan menjadi bersemangat dan tidak lelah lagi. Mintalah sekarang kepadaNya, Dia punya seribu satu cara untuk membangkitkan semangat kita. Sebab seperti yang telah di-Firman-kanNya di dalam Matius 11:28, "Datanglah kepadaKu kamu semua yang lelah, dan merasakan beratnya beban; Aku akan menyegarkan kamu."

Tuhan Yesus memberkati!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...