8 November 2013

Pengubah Sejarah

1 Raja-Raja 17:8-16 - Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." 
Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 
Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." 
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Dari kisah di atas, kita mendapati bahwa ada seorang janda miskin dengan seorang anaknya dan Elia yang diperintahkan Tuhan untuk menemuinya. Ketika Elia bertemu si janda, betapa kagetnya dia bahwa si janda ternyata adalah janda miskin yang hanya memiliki sedikit tepung dan minyak untuk dibuat roti terakhir bagi dia dan anaknya sebelum mereka mati karena kelaparan. Tapi Elia percaya bahwa Firman Tuhan yang diberikan kepada dia adalah benar sehingga dia tetap memerintahkan si janda untuk memberi dia makan. Puji Tuhan respon si janda adalah respon yang positif sehingga pada akhirnya kita semua tahu akhir ceritanya, si janda dan anaknya dapat terus hidup sebab tepung dan minyak itu tidak pernah habis sampai pada waktu hujan turun.

Dari kisah tersebut, kita mendapati bahwa breakthrough yang kita butuhkan, seringkali datangnya pada masa-masa sulit kita, dan bahkan kita masih harus membayar harganya. Bayangkan ketika kita ada dalam posisi si janda, kita berhak untuk berpikir, “Tuhan, aku cuma punya roti dan minyak sedikit, cukup hanya buat aku dan anakku sebelum kami mati. Masakan Engkau tidak tahu penderitaan kami? Dan Engkau malah sekarang menyuruh kami memberi makan orang yang kami tidak kenal.” Tapi tidak demikian dengan si janda, dia berani mengambil resiko, mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebutuhannya. Sebagai akibat dari imannya, dia justru mendapatkan kebutuhannya dicukupi bahkan sampai berkelimpahan. Dari yang seharusnya sejarah mencatat “ada seorang janda dan anaknya mati”, menjadi tercatat “ada seorang janda dan anaknya hidup (berkelimpahan)”, bahkan kesaksian ini menjadi kesaksian kekal yang dicatat di dalam Alkitab dan dibaca sampai beribu-ribu tahun kemudian.

Tahukah anda bahwa kita sebagai pengikut Kristus dipanggil menjadi pengubah-pengubah sejarah ini? Entah sejarah dalam hidup kita, atau sejarah dalam kehidupan orang lain. Sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sanggup mengubah sejarah: memberikan kehidupan pada yang mati, memberikan kesembuhan pada yang sakit, memberikan kemenangan pada yang kalah, dan memberikan kesuksesan pada yang gagal. Apakah anda siap untuk menjadi pengubah-pengubah sejarah bagi Kristus?

Tuhan Yesus memberkati!

7 November 2013

Dalam Pemeliharaan Tuhan

Malam ini, ketika saya browsing-browsing blog lama saya, saya melihat ada 1 post (yang adalah kesaksian hidup saya sendiri) yang terekam dalam blog itu. Bahkan, saya sendiri lupa pernah mengalami hal tersebut dan menuliskannya. Well, when I'm reading on that, I'm still amazed by how GOD takes care of my life this far. Oleh karena itu, saya ingin berbagi berkat yang sama buat anda, semoga bisa menjadi inspirasi. :)


18 Mei 2011

Good is good.. All the time..

Hari Jumat malam lalu, seorang teman saya yang adalah ketua sebuah sel grup (persekutuan doa) sedang chatting dengan saya. Tiba-tiba dia bercerita bahwa salah seorang anggota sel nya mengalami masalah yang cukup berat. Dia tidak bisa membayar uang sekolahnya selama 5 bulan. Sementara mobil ayahnya yang bekerja sebagai sopir antar jemput, sedang rusak 1 minggu itu. Lebih parah lagi, hari Seninnya dia sudah UAS; yang mana kalau dia tidak bisa melunasi uang sekolahnya, dia tidak bisa mengikuti UAS.

Ketika mendengar berita itu, hati saya tergerak oleh belas kasih. Saya selalu prihatin dengan orang-orang yang kesulitan untuk melanjutkan sekolahnya, tapi terbentur biaya. Saya mengerti keadaan mereka karena saya juga pernah mengalami hal yang sama, tapi Tuhan menolong saya dengan cara-cara-Nya yang ajaib.

Terkadang saya berandai-andai, andai saja uang anak-anak orang kaya yang tidak niat untuk sekolah, bisa berpindah ke tangan anak-anak lain yang kurang beruntung secara finansial, tapi memiliki kemauan keras untuk belajar. Daripada uang itu dihambur-hamburkan untuk hal yang sia-sia, bukankah jauh lebih berguna jika digunakan untuk biaya sekolah anak-anak yang kurang mampu.

Tapi yang namanya berandai-andai tetap saja hanyalah andai-andai.. Hehehe.. Sama aja bo'ong kalau kita tidak bertindak dan cuma berbicara saja.

Akhirnya tanpa pikir panjang, saya langsung mengambil keputusan untuk mengosongkan account tabungan saya untuk membantu anak ini. Jumlahnya memang tidak banyak, hanya bisa meng-cover sebagian saja karena sebelumnya uang saya juga sudah saya gunakan untuk membantu anak lain dengan kasus yang sama.

Karena saya tahu bahwa dana yang dibutuhkan belum ter-cover semua, maka saya mengambil inisiatif untuk menggalang dana. Saya menghubungi beberapa teman saya dan puji Tuhan, ternyata mereka juga tergerak untuk membantu anak ini. :D

Disamping itu, saya juga berdoa pada Tuhan untuk mengirimkan bala bantuan bagi anak ini. Kabar terakhir yang saya dengar dari teman saya, si pemimpin sel anak ini, anggota-anggota sel grup nya ikut mengambil bagian dalam membantu anak ini, bahkan ada juga yang mencoba menawarkan pekerjaan agar anak ini dapat memiliki penghasilan sendiri nantinya.

Dari kasus ini, saya melihat bagaimana kasih Tuhan benar-benar nyata. Kejadian ini persis seperti yang diceritakan pada Kitab Kisah Para Rasul tentang bagaimana kehidupan gereja perdana. Mereka saling berbagi kasih, berbagi apa yang mereka punya, dan bersama-sama memuliakan Tuhan. :D

Nah, sampai hari ini, itulah kisah anak itu yang saya dengar. Saya belum sempat menanyakan lagi bagaimana kabar anak itu pada teman saya. Sekarang saya akan bercerita tentang kisah saya. :)

Seperti yang saya tulis di atas, saya mengosongkan isi tabungan saya di bank, yang artinya saldo saya sekarang dalam posisi 0. Uang saya yang tersisa di dompet cash hanya cukup untuk hidup 1 minggu, sementara proyek-proyek yang sedang saya kerjakan semua belum bisa ditarik pembayarannya. Alhasil, saya tidak tahu mau hidup pake uang siapa untuk minggu depan. Hahaha..

Tapi saya tidak terlalu memusingkan itu, karena sudah cukup terbiasa dengan kondisi seperti itu. Saya tahu dan saya percaya kalau Tuhan akan menolong saya.

Benar sekali, pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kemarin saya baru saja menerima sebuah proyek yang kecil dan cukup mudah dikerjakan, yang artinya bisa segera saya selesaikan dan saya tarik pembayarannya. Dan hebatnya Tuhan, nilai proyeknya cukup untuk menghidup saya 2 minggu ke depan, tepat sebelum jadwal pembayaran saya yang lain bisa cair. Haleluyah, Praise the Lord!

Banyak sekali orang, yang kalau saya ceritakan kisah saya ini, selalu berkata, "Kalau kamu gitu terus kapan kayanya?" atau "Kenal aja ndak sama tuh orang, kenapa repot-repot bantu dia? Bukannya lebih baik kamu urus dirimu dulu?" Mendengar komentar-komentar seperti itu, biasanya saya hanya membalas, "Tuhan yang pelihara saya."

Hari demi hari, saya semakin bertumbuh dalam pengenalan akan diri-Nya, dimana pemeliharaan-Nya akan hidup saya menjadi semakin nyata. Yah, sama seperti manusia lain, saya masih punya rasa takut dan kuatir untuk masa depan, tapi ketika saya belajar untuk hidup dalam pemeliharaan Tuhan, saya dimampukan untuk tidak kuatir dan takut sehingga damai sejahtera itu dapat turun dalam hidup saya.

"Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:17-19).

Tuhan memberkati!

6 November 2013

Lift Up the Standard

Yesaya 59:19 - Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN.

Ayat di atas berbicara mengenai peningkatan standar (...Roh Tuhan akan mengangkat standar untuk menghadapinya). Latar belakang ayat ini, bangsa Israel sedang berantakan, hidup di dalam dosa. Tuhan menghukum mereka dengan menggunakan bangsa lain, di saat itu, Tuhan juga mengangkat standar bangsa Israel untuk menghadapi mereka, sehingga banjir (musuh) yang menyerang mereka, tidak bisa menenggelamkan mereka, sebab Roh Kudus mengangkat mereka.

Tujuan Tuhan mengangkat standar kita adalah agar kita mengalahkan setiap musuh dan tantangan, bisa berupa serangan iblis, masalah, pesaing kita, dan sebagainya.



Ada 2 hal yang penting dlm mengangkat standar,

Roh Kudus akan meningkatkan standar rohani kita

Mikha 3:8, Tetapi aku (Mikha) ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memperingatkan Yakub. Iblis selalu berusaha menurunkan standar (moral) kita, lewat dosa dan hal-hal lain, oleh karena itu kita harus meningkatkan standar rohani kita, agar kita menang.
  • Tingkatkan standar doa, dimulai dari doa pribadi kita
  • Tingkatkan standar ibadah
  • Tingkatkan standar membaca dan merenungkan Firman, karena ini akan membantu kita untuk menghadapi "banjir" (musuh).
  • Tingkatkan standar kekudusan dan ketaatan kita

 

Roh Kudus akan meningkatkan standar kerja dan kemampuan kita

Peningkatan ini tdk semata-mata karena usaha kita, tetapi karena Roh Kudus. Daniel 6:4,"...melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa, dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya." Roh di dalam ayat tsb bukan Roh Kudus, tapi excellent spirit untuk melakukan segala sesuatu dengan standar yang tinggi.
Cara meningkatkan standar kerja dan kemampuan kita,
  • Tingkatkan profesionalisme kita, dalam ketepatan waktu, dalam kualitas
  • Tingkatkan leadership kita, kepemimpinan itu seperti katup, jika kita tidak meningkatkan leadership kita, maka yang di bawah kita tidak akan bisa naik
  • Tingkatkan kemampuan manajemen kita, tidak hanya dalam pekerjaan, namun dalam pelayanan
  • Tingkatkan upaya dan kerja keras kita

Tuhan Yesus memberkati!

5 November 2013

You Reap What You Sow

Galatia 6:7, "Jangan sesat!, Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."
Apa yang kita tabur, suatu hari kelak akan kita tuai.
Ada beberapa prinsip dalam hukum tabur tuai,

 

Kita akan menuai jenis yang sama dengan apa yang kita tabur

Gal 6:7b, "...karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Ada beberapa benih yang bisa kita tabur,
Gal 6:9-10, "janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (benih kebaikan),  
Ayub 4:8, "Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga." (benih kejahatan),
Amsal 22:8,"orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa." (benih kecurangan),
Lukas 6:38, "berilah dan kamu akan diberi..." (benih harta/uang).

Kita akan menuai kualitas yang sama dengan kualitas yang kita tabur

Jika kita mau memberi orang lain, berilah dengan kualitas yang terbaik, bukan hal-hal yang berkualitas buruk/bekas.

Kita akan menuai jauh lebih banyak daripada yang kita tabur

Kej 26:12, "maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat,..."
Matius 12:23, "yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti..." (sehingga menuai 30,60,100 kali lipat).

Kita akan menuai pada waktunya Tuhan

Kita tidak pernah bisa menghitung kapan waktunya kita akan menuai ketika kita menabur di ladang Tuhan.
Gal 6: 9, "Janganlah kita jemu2 berbuat baik, karena apabila SUDAH DATANG WAKTUNYA, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."  
1 Tim 6:18-19," Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi, dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik di waktu akan akan datang..."

Tuhan Yesus memberkati!

4 November 2013

Mental Blocking

Cara kita membuat keputusan, sikap, karakter, cara pandang kita saat ini merupakan hasil bentukan dari lingkungan kita, baik keluarga, orang-orang terdekat, maupun pengalaman-pengalaman yang pernah kita alami.

Apakah ini terbatas? Tentu saja, karena kita adalah anak-anak Allah yang bekerja dengan Allah yang tidak terbatas. Mental blocking adalah suatu keterbatasan yang kita ciptakan dalam pikiran kita sendiri, dibentuk melalui pengalaman maupun lingkungan tempat kita bertumbuh, terutama lingkungan negatif ataupun pengalaman traumatis.

Bila kita memiliki banyak mental blocking, maka akan menghambat akselerasi yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Ada beberapa contoh mental blocking yang sering kita temui di dalam kehidupan sehari-hari, antara lain,
  1. Ketidaksanggupan untuk menerima pekerjaan/pelayanan yang baru/berbeda
  2. Tidak fleksibel terhadap tuntutan waktu, yang semula terbiasa untuk mem-planning segala sesuatu jauh-jauh hari, tidak sanggup untuk menerima hal-hal yang mendadak/perubahan
  3. Terbiasa menyimpan uang sebanyak-banyaknya dan hidup sangat berhemat, karena merasa lebih aman dengan banyak tabungan.
  4. Mudah merasa seluruh kehidupannya gagal dan rusak, padahal hanya menghadapi satu kegagalan
  5. Merasa bahwa dirinya/cara bekerjanya seperti itu, tidak bisa berubah
  6. Berpikir bahwa pelayanan hanya untuk hari Minggu/di dalam gereja, namun tidak memberikan dampak positif untuk lingkungannya
  7. Beranggapan bahwa uang adalah tolak ukur kebahagiaan seseorang
  8. Merasa diri sendiri tidak mampu
  9. ...dan berbagai mental blocking lainnya.


Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak terbatas, yang mampu memberkati kita dengan tidak terbatas, namun seringkali mental blocking kita sendiri-lah yang menghalangi berkat-berkat Tuhan. Ketika Tuhan menyuruh kita melakukan hal-hal di luar kebiasaan kita, yang mungkin terdengar tidak masuk akal, kita sudah mundur, sudah menolak, bahkan merasa bahwa itu bukan kehendak Tuhan. Padahal cara-cara Tuhan tidaklah terselami dan hal-hal yang tidak masuk akal, di luar comfort zone kita, bahkan bisa menarik kita masuk ke dalam berkat yang lebih besar dan lebih dalam.

Ada seorang karyawan yang mengidamkan memiliki sebuah rumah. Ia rajin menabung dan berdoa, namun setelah beberapa tahun berlalu, uang yang disimpannya masih belum mencukupi bahkan harga rumah idamannya semakin lama semakin mahal. Sampai pada suatu hari datanglah kesempatan untuk mengajukan kredit pada bank untuk membeli sebuah rumah, karyawan ini berpikir, "Apakah ini jawaban doaku selama bertahun-tahun? Tetapi kalau Tuhan mau memberkatiku dengan sebuah rumah, mengapa aku harus berhutang? Bukankah Tuhan adalah Tuhan yang sangat kaya dan tentunya sangat sanggup untuk memberkatiku tanpa harus membuatku berhutang kepada bank..." Lalu ia menimbang-nimbang lagi dan berdoa, sehingga akhirnya ia memantapkan hati bahwa ini adalah jalan yang Tuhan tawarkan dan jadilah ia mengambil kredit tersebut. Pada bulan-bulan awal cicilannya, ia hidup dengan sangat berhemat, semua pengeluaran diminimalisir sebisa mungkin, sehingga gajinya cukup untuk mencicil pinjaman beserta bunganya, meskipun ia hidup pas-pasan dan tidak nyaman. Tidak lama setelah itu, ia mendapat kabar dari kampungnya, bahwa kedua orang tuanya mendadak sakit, sehingga butuh biaya pengobatan, dan karena mereka sudah tidak bisa lagi bekerja akibat sakit, akhirnya berimbas kepada adik si karyawan ini, yang semula setelah lulus SMU berencana untuk melanjutkan kuliah, namun terhambat karena kondisi keuangan keluarga tersebut tidak memungkinkan untuk membiayai. Dalam kondisi yang pas-pasan dan tertekan, karyawan tersebut akhirnya membuka bisnis kecil-kecilan yang ia lakukan di luar jam kerja kantornya. Pada mulanya hasil bisnisnya hanya cukup untuk menutupi biaya pengobatan kedua orang tuanya, namun lambat laun, usahanya mulai berkembang, ia memiliki uang sisa untuk menyekolahkan adiknya, dan beberapa waktu kemudian, usahanya berkembang cukup baik sehingga ia memutuskan untuk keluar dari kantornya dan fokus kepada bisnis pribadinya. Selang beberapa tahun kemudian, ia menyadari, kalau ia tidak ditekan dengan kondisi cicilan rumah, orang tua yang sakit, dan adik yang terpaksa tidak bisa melanjutkan kuliah, ia tidak akan mungkin berpikir untuk berbisnis sendiri. Bahkan saat ini ia bisa melihat, ia mendapat berkat rumah, yang cicilannya telah usai, kedua orang tuanya kembali menjadi sehat, dan adiknya bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Disini ia melihat, Tuhan bisa memakai cara-cara yang tidak biasa, mungkin membuat ia harus keluar dari comfort zone, namun Tuhan mampu memberkati secara luar biasa, tidak hanya rumah, pendidikan, kesehatan yang didapatnya, namun pengenalan yang lebih dalam akan pribadi dan cara kerjaNya.

Mental blocking apakah yang anda miliki saat ini? Catatlah pada secarik kertas dan doakanlah kepada Tuhan, agar Dia membantu kita untuk melepas seluruh benteng-benteng pada pikiran/mentalitas kita, dan usahakanlah untuk selalu hidup dalam pimpinan Roh (Roma 8:12-17). Sebab Roh Allah tidak membuat kita menjadi takut, Dia akan memimpin kita dan memastikan kita untuk menerima janji-janji Allah sehingga kita bisa hidup berkemenangan dan berkelimpahan tanpa batas di dalam Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

3 November 2013

BIG: Be Imitators of God

Roma 8:29, setiap anak Tuhan adalah orang-orang pilihan. Kita sudah dipilih dan ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan Yesus. Menurut ayat ini, tujuan terpenting dalam hidup kita adalah kita harus makin serupa dengan Kristus.

Kej 1:26-27, Tuhan menciptakan kita serupa denganNya, memiliki karakter dan sifat yang serupa denganNya. Namun setelah jatuh di dalam dosa, gambar Allah di dalam diri kita menjadi rusak. Oleh karena itu Yesus datang untuk menebus, menyelamatkan, bahkan mengembalikan gambar Allah yang rusak di dalam diri kita. Caranya dengan menjadi manusia agar bisa menjadi model bagi manusia untuk ditiru, diimitasikan oleh manusia sehingga serupa denganNya.

Di dalam diri kita sudah ditaruh oleh Tuhan sifat untuk meniru, namun sayangnya seringkali apa yang kita tiru adalah salah, padahal seharusnya yang kita tiru adalah Yesus, bukan idola-idola yang lain.

Efesus 5:1, jadilah penurut-penurut Allah; be ye therefore imitators of God. Penurut (mimetes; dalam bahasa Yunani) adalah peniru atau pengikut. Kata "jadilah" di depan kata penurut dalam bahasa Yunani adalah "ginomai", yaitu hal yang dilakukan terus menerus, bukan sesekali, dan dilakukan seumur hidup. Jadi setiap hari kita harus menjadi lebih seperti Yesus.

Beberapa sifat Allah yang menonjol yang harus kita tiru,

Kudus
1 Petrus 1:15-16, hendaklah kamu menjadi KUDUS di dalam SELURUH HIDUPMU. Kudus : dipisahkan (dalam bahasa Ibrani : "kados") dari dunia, cara-cara dunia. Kudus juga berarti murni, bersih, dan tidak berdosa. Setiap peraturan yang Tuhan berikan, sebenarnya ditujukan untuk keuntungan dan kebahagiaan kita, bukan memberatkan kita. Ketidakkudusan membuat hidup kita tidak berhasil, tidak bisa melihat peluang, tidak diberkati, tidak bahagia.  

Murah Hati
Efesus 5:1-2, dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu. Ketika kita menjadi orang yang suka memberi, maka kita menjadi seperti Yesus. Yesus adalah pemberi yang terbesar, karena Dia telah memberikan semuanya, bahkan hidupNya untuk kita. Lukas 6:36, hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.

Rendah Hati
Filipi 2:5-8,... melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, ...Ia telah merendahkan diriNya. Tanggalkan kehebatan kita, jadilah orang yang rendah hati, karena dosa yang paling Tuhan tidak suka adalah kesombongan. Seringkali pada saat kita sadar bahwa kita rendah hati, justru kita tidak rendah hati. Karena kerendahan hati yang sejati, tidak kita sadari. Orang yang betul-betul rendah hati pasti ditinggikan pada waktunya Tuhan, namun orang yang sombong pasti direndahkan.

Tuhan Yesus memberkati!

2 November 2013

Sabar Menanti Waktu Tuhan

Di dunia yang serba instant saat ini, sangatlah sulit bagi kita untuk menemukan kesabaran atau bahkan bersikap sabar. Karena tuntutan dunia instant adalah kecepatan, segala sesuatu harus cepat, target harus cepat tercapai, pekerjaan harus cepat terselesaikan, komunikasi harus cepat dan sebagainya.

Namun tidak demikian jika kita ingin melihat janji atau pertolongan Tuhan terjadi di dalam hidup kita, tidak ada penggenapan janji dan pertolongan yang instant, semua ada prosesnya dan kita harus bersabar. Saat ini banyak orang Kristen yang tidak sabar menunggu janji Tuhan, menunggu jawaban doa, menunggu pertolongan Tuhan, sehingga mereka mengandalkan orang lain/dirinya sendiri untuk keluar dari masalah, yang malah menyebabkan segala sesuatunya menjadi lebih buruk dan bahkan menunda berkat yang telah Tuhan sediakan.


Masalah atau cobaan diberikan Tuhan untuk memproses karakter dan kedewasaan kita. Oleh karena itu dibutuhkan proses kesabaran untuk menghadapi masalah dan keluar sebagai pemenang. Jangan melarikan diri dari masalah, juga jangan mencari shortcut untuk jalan keluarnya, tetapi tunggulah hingga Tuhan meyakinkan, apa yang harus kita lakukan berikutnya, sehingga sedikit demi sedikit kita akan keluar dari masalah tersebut, bahkan karakter baru kita akan terbentuk, dan tentunya ada berkat/janji yang telah Tuhan sediakan di balik setiap masalah.

Apabila saat ini anda sudah berputus asa, sudah mulai kehilangan kesabaran menunggu waktu Tuhan, atau mungkin sudah memutuskan melakukan sesuatu karena merasa Tuhan belum menjawab doa anda, berhentilah! ...dan berpalinglah kepadaNya, mintalah kekuatan dan hikmat dariNya, dan tunggulah waktuNya. Sebab kesabaran bukan anugerah yang instant diberikan, namun kesabaran merupakan buah roh, yang terbentuk/berbuah ketika kita berlatih untuk taat dan menunggu waktuNya Tuhan. Kesabaran akan mendatangkan berkat, ketidaksabaran akan mendatangkan celaka. Percayalah bahwa Ia mengasihi kita, Ia akan menjawab seruan kita pada waktuNya.  
"Sebab itu Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasihNya kepada kamu;sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab Tuhan adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia! Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru;pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab." (Yesaya 30:18-19). 

Tuhan Yesus memberkati!

1 November 2013

New Manual Book Part. 01 : Otoritas Alkitab dan Tanggung Jawab Orang Percaya

Alkitab bukanlah sebuah buku biasa, semua ayat-ayat Firman di dalamnya adalah pewahyuan Allah akan diriNya sendiri. Ayat-ayat tersebut juga diilhamkan oleh Allah sendiri secara verbal, artinya setiap kata di dalam Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri, oleh karena itu Alkitab sangat bermanfaat bagi kehidupan kita (2 Timotius 3:16).

Semua ayat di dalam Alkitab adalah sempurna, dalam artian tidak bisa salah, dan Alkitab sendiri merupakan otoritas terakhir dalam hidup kita, sehingga apa yang kita lakukan, harus selalu berdasarkan Firman Tuhan di dalam Alkitab. Oleh karena itu kita tidak boleh menambahi/mengurangi isi Firman Tuhan (Ulangan 4:2) dan ada kutuk yang menyertai apabila kita salah memberitakan Injil (Galatia 1:8-9).

Ada beberapa cara untuk membuktikan bahwa Alkitab bukan sekedar sebuah buku biasa,
  1. Kesaksian Yesus yang hidup oleh ayat-ayat Firman yang mendukung kebenaranNya dan otoritasNya
  2. Kesaksian para rasul, dimana mereka rela mati daripada menyangkal kebenaranNya
  3. Kesatuan dari pesan, Alkitab ditulis 40 pengarang yang menulis 66 buku dalam rentang waktu 1600 tahun, namun temanya sama
  4. Peredaran Alkitab mencapai seluruh negara-negara utama dengan berbagai terjemahan, tidak ada buku lain dengan peredaran seluas itu.
  5. Tidak memiliki batas waktu, dari dulu hingga sekarang, Alkitab tetap memegang kebenaran bagi setiap generasi
  6. Pemeliharaan, banyak upaya memusnahkan Alkitab, namun tidak ada yang berhasil
  7. Kehidupan diubahkan, ayat-ayat Firman di dalam Alkitab, mampu mengubahkan seseorang dengan cara yang luar biasa
  8. Adanya penggenapan nubuatan dari perjanjian lama kepada perjanjian baru, seperti Kristus dilahirkan di Bethlehem (Mikha 5:1 dan Matius 2:1-8)

Oleh karena itu, setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, memiliki tanggung jawab untuk mengetahui isi Alkitab, merenungkan Firman di dalamnya, dan mentaati serta menerapkannya dalam hidup kita. Sebab yang disebut murid Yesus, adalah mereka yang tetap hidup di dalam FirmanNya (Yohanes 8:31-32). Dengan tuntunan Firman Tuhan dalam Alkitab, maka kehidupan kita akan diubahkan, kita akan dimampukan untuk melewati berbagai rintangan, kita akan diajar untuk mengenal Pribadi dan karyaNya, dan kita akan mengetahui, bahkan mengalami janji-janjiNya yang luar biasa bagi hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...