31 Juli 2015

Menunggu

Suatu hari ketika saya berada di bandara untuk melakukan perjalanan antar-kota dengan pesawat, saya mendapati bahwa pesawat yang akan saya tumpangi mengalami delay. Delay artinya menunggu dan menunggu itu tidak enak.

Di dalam masa 'delay' itu, Tuhan mengajarkan sesuatu pada saya bahwa tidak ada yang saya bisa lakukan yang dapat membuat pesawat itu datang lebih cepat. Entah saya mau marah-marah dengan petugas maskapai, entah saya mau duduk-duduk saja, atau jungkir balik guling-guling di landasan pacu pesawat, tidak ada yang dapat membuat pesawat itu datang lebih cepat dari waktu delay yang sudah ditentukan. Tapi 1 hal yang pasti, pada akhirnya pesawat itu toh juga bakal terbang setelah dia siap.



Dalam kehidupan kita, kita sering mengalami masa-masa penantian yang 'sengaja' diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita. Memang dalam beberapa kasus, masa penantian itu ada karena kita memang perlu memperbaiki / mengerjakan sesuatu dulu dalam diri kita baru berkat itu diberikan, alias diri kita sendirilah yang menyebabkan penundaan itu.

Tapi ada kasus juga dimana masa penantian itu diberikan seperti ilustrasi pesawat delay di atas, yang mana memang satu-satunya yang kita bisa lakukan hanya: MENUNGGU. Memang saat kita menunggu pesawat kita bisa melakukan hal-hal lain, misalnya baca buku, ngopi, main gadget, dengerin musik, dll, tapi sekali lagi, kegiatan-kegiatan itu tidak mempersingkat / meniadakan status delay-nya.

Satu hal yang menarik yang Tuhan katakan pada saya adalah MENUNGGU itu adalah perbuatan iman lho. Sederhananya begini, saat pesawat delay, kita rela menunggu karena kita PERCAYA bahwa setelah waktu delaynya selesai, pesawatnya pasti berangkat. Mana ada orang yang saat tahu pesawatnya delay, lalu buru-buru pulang ke rumah. Kalaupun ada orang yang kayak gitu (pulang gara-gara pesawat delay), pesawatnya tetap berangkat kan.

Nah, itu sama dengan saat kita menunggu janji Tuhan digenapi dalam hidup kita, kalau kita mau tetap PERCAYA sekalipun tidak ada yang kita bisa lakukan untuk membuat janji itu datang lebih cepat, maka pada waktu-Nya nanti, janji itu pasti digenapi. Kalau Tuhan sudah janji sama kita, sekalipun kita harus menunggu, jangan cepat-cepat 'pulang' karena males nunggu. Jangan-jangan saat waktu-Nya tiba, kita lagi tidak berada di tempat gara-gara kita udah 'pulang' duluan.. kan sayang banget.

2 Petrus 3:9
"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."

Ibrani 10:23
"Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia."

Dan 1 lagi yang kita perlu ingat, sesuatu yang butuh waktu biasanya lebih berharga dari yang instan: Bikin pop mie memang cepat, tapi lebih sehat kalau kita masak sendiri walaupun waktunya lebih lama. -> ini yang nulis penggemar mie instan lhoo :p


Be blessed!

27 Januari 2015

Bungkus Kado

Manusia pada umumnya memiliki kecenderungan untuk menjadi betah di dalam comfort zone, demikian pula halnya dengan saya. Saya menyukai stabilitas, kondisi yang tidak berubah-ubah, dan tentunya kepastian yang jelas untuk hari-hari ke depan. Saat ini saya menempati sebuah flat housing sewa yang sama dalam waktu enam tahun terakhir. Bukan flat yang mewah, namun cukup baik dan nyaman untuk saya, memiliki akses yang baik dan mudah untuk menjangkau berbagai tempat di kota saya.

Desember lalu tiba-tiba pemilik flat mengabari bahwa unit yang saya tempati akan dijual, sehingga di bulan Januari saya harus pindah ke unit yang lain. Perubahan yang mendadak ini benar-benar membuat saya tidak nyaman, sebab saya adalah orang yang suka dengan kestabilan, suka dengan comfort zone, dan suka dengan hal-hal yang sudah ter-planning jauh sebelumnya. Untuk move dalam waktu sebulan bukan sesuatu hal yang mudah untuk saya, pertama harus mencari unit baru yang sama besar dengan unit sekarang ini, karena saya tinggal dengan beberapa orang, selain itu juga memindahkan berbagai macam perabotan dan barang-barang pribadi yang luar biasa banyaknya.

Tidak lama kemudian, saya mendapat info bahwa unit dengan spesifikasi yang saya cari sudah ada, oleh karena unit tersebut tidak banyak jumlahnya dan kondisinya masih tersewa orang lain, maka sebelum saya bisa cek kondisinya, unit tersebut harus sudah di-book dahulu dengan membayar sejumlah down payment. Prosedur tersebut saya lakukan dan ketika penyewa sebelumnya sudah berakhir masa sewanya, saya bisa melakukan cek unit. Ternyata kondisinya tidak seperti yang saya bayangkan... mulai dari kondisinya yang kotor, bau, unit pendingin yang rusak, kondisi dinding dan pintu yang rusak bahkan kusam, membuat saya menjadi ragu. Namun di saat itu saya merasa tidak punya pilihan, akhirnya saya ambil juga unit flat tersebut.

Setelah pembayaran sewa dilunasi, perbaikan yang cukup banyak mulai dilakukan. Dalam masa-masa perbaikan unit, seorang teman mengomentari unit tersebut. Ia mengatakan bahwa ada unit yang harganya jauh lebih murah daripada unit yang saya sewa dan posisinya tepat di atas unit sewa saya yang lama!...dan celakanya, beberapa waktu lalu di area lantai yang sama dengan unit baru yang saya sewa, pernah terjadi pembunuhan, bahkan ada desas-desus dari orang sekitar tentang adanya penampakan hantu di depan koridor ex unit terjadinya pembunuhan tersebut!

Sebagai manusia normal, saya kecewa, marah, dan merasa tertipu oleh perantara yang menyewakan unit tersebut kepada saya. Namun di saat saya merasa "down", Tuhan mengingatkan kepada saya bahwa kadang ketika Tuhan mau memberikan "kado" kepada kita, Ia memakai "bungkus kado" yang usang, "bungkus kado" yang jelek dan tidak menarik.

Tiba-tiba saya jadi teringat kisah yang pernah saya baca, yaitu seorang pengemis yang memiliki mangkuk yang sangat berharga karena antik, namun karena mangkuk tersebut kondisinya sudah tertutup debu, kotoran, maka pengemis tersebut memakainya sebagai mangkuk untuk meminta-minta. Namun ironisnya, hingga ia meninggal, ia tidak tahu bahwa mangkuk tersebut sebenarnya sangat berharga dan bahkan jika ia bisa menjualnya, maka ia tidak perlu hidup dengan meminta-minta lagi.

Disini saya diingatkan, bahwa "kado" atau berkat Tuhan, terkadang di"bungkus" dengan masalah atau hal-hal yang buruk. Namun jika kita bisa menerimanya, dan mulai mengupas masalah ("bungkus") tersebut satu demi satu, maka berkat (isi "kado") yang luar biasa akan kita terima. Sampai saat ini saya tidak tahu apa sebenarnya "kado" yang mau Tuhan berikan lewat kejadian unit flat ini, karena "bungkus"nya terlihat jelek.

Namun saya mau mencoba belajar untuk menerimanya, sebab saya tahu Tuhan Yesus baik dan Ia adalah Bapa saya, tentunya Ia tidak akan memberikan sesuatu yang buruk atau bahkan mencelakakan saya. Ia mau saya belajar untuk memilih segala sesuatu dengan pertimbangan yang matang, belajar untuk menerima dan merespons secara positif hal-hal buruk yang menimpa saya, dan tentunya di balik semua itu, saya percaya ada "kado" yang baik sedang mengintip di balik semua masalah yang ada.

Jika kita membaca kitab Kejadian 37-50, kita akan tahu, bahwa sebelum Yusuf menerima "kado" jabatan sebagai Perdana Menteri Mesir, Tuhan mem"bungkus"nya dengan berbagai macam masalah, mulai ia dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara, namun setiap jalur tersebut, setiap "bungkus" jelek tersebut, membawa ia semakin dengan dengan "kado" sesungguhnya yang Tuhan mau karuniakan kepadanya.

Di awal tahun yang baru ini, saya tidak tahu anda diijinkan untuk menghadapi masalah apa, but don't judge a book by it's cover, jangan menilai buku dari sampulnya, jangan menilai "kado" Tuhan dari "bungkus"nya. Percayalah kalau Tuhan sendiri mau merendahkan diriNya dengan menjadi manusia, bahkan dihukum untuk menanggung segala dosa kita, tentunya Ia akan mengaruniakan segala sesuatu yang baik kepada kita.

Ingatlah, Ia adalah Bapa kita, kalau bapa di dunia yang jahat tahu cara melindungi dan mengasihi anaknya, tentunya Bapa kita yang baik akan sanggup melakukan hal-hal yang jauh lebih baik daripada itu. 

Tuhan Yesus memberkati!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...