8 November 2013

Pengubah Sejarah

1 Raja-Raja 17:8-16 - Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." 
Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 
Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." 
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Dari kisah di atas, kita mendapati bahwa ada seorang janda miskin dengan seorang anaknya dan Elia yang diperintahkan Tuhan untuk menemuinya. Ketika Elia bertemu si janda, betapa kagetnya dia bahwa si janda ternyata adalah janda miskin yang hanya memiliki sedikit tepung dan minyak untuk dibuat roti terakhir bagi dia dan anaknya sebelum mereka mati karena kelaparan. Tapi Elia percaya bahwa Firman Tuhan yang diberikan kepada dia adalah benar sehingga dia tetap memerintahkan si janda untuk memberi dia makan. Puji Tuhan respon si janda adalah respon yang positif sehingga pada akhirnya kita semua tahu akhir ceritanya, si janda dan anaknya dapat terus hidup sebab tepung dan minyak itu tidak pernah habis sampai pada waktu hujan turun.

Dari kisah tersebut, kita mendapati bahwa breakthrough yang kita butuhkan, seringkali datangnya pada masa-masa sulit kita, dan bahkan kita masih harus membayar harganya. Bayangkan ketika kita ada dalam posisi si janda, kita berhak untuk berpikir, “Tuhan, aku cuma punya roti dan minyak sedikit, cukup hanya buat aku dan anakku sebelum kami mati. Masakan Engkau tidak tahu penderitaan kami? Dan Engkau malah sekarang menyuruh kami memberi makan orang yang kami tidak kenal.” Tapi tidak demikian dengan si janda, dia berani mengambil resiko, mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebutuhannya. Sebagai akibat dari imannya, dia justru mendapatkan kebutuhannya dicukupi bahkan sampai berkelimpahan. Dari yang seharusnya sejarah mencatat “ada seorang janda dan anaknya mati”, menjadi tercatat “ada seorang janda dan anaknya hidup (berkelimpahan)”, bahkan kesaksian ini menjadi kesaksian kekal yang dicatat di dalam Alkitab dan dibaca sampai beribu-ribu tahun kemudian.

Tahukah anda bahwa kita sebagai pengikut Kristus dipanggil menjadi pengubah-pengubah sejarah ini? Entah sejarah dalam hidup kita, atau sejarah dalam kehidupan orang lain. Sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sanggup mengubah sejarah: memberikan kehidupan pada yang mati, memberikan kesembuhan pada yang sakit, memberikan kemenangan pada yang kalah, dan memberikan kesuksesan pada yang gagal. Apakah anda siap untuk menjadi pengubah-pengubah sejarah bagi Kristus?

Tuhan Yesus memberkati!

7 November 2013

Dalam Pemeliharaan Tuhan

Malam ini, ketika saya browsing-browsing blog lama saya, saya melihat ada 1 post (yang adalah kesaksian hidup saya sendiri) yang terekam dalam blog itu. Bahkan, saya sendiri lupa pernah mengalami hal tersebut dan menuliskannya. Well, when I'm reading on that, I'm still amazed by how GOD takes care of my life this far. Oleh karena itu, saya ingin berbagi berkat yang sama buat anda, semoga bisa menjadi inspirasi. :)


18 Mei 2011

Good is good.. All the time..

Hari Jumat malam lalu, seorang teman saya yang adalah ketua sebuah sel grup (persekutuan doa) sedang chatting dengan saya. Tiba-tiba dia bercerita bahwa salah seorang anggota sel nya mengalami masalah yang cukup berat. Dia tidak bisa membayar uang sekolahnya selama 5 bulan. Sementara mobil ayahnya yang bekerja sebagai sopir antar jemput, sedang rusak 1 minggu itu. Lebih parah lagi, hari Seninnya dia sudah UAS; yang mana kalau dia tidak bisa melunasi uang sekolahnya, dia tidak bisa mengikuti UAS.

Ketika mendengar berita itu, hati saya tergerak oleh belas kasih. Saya selalu prihatin dengan orang-orang yang kesulitan untuk melanjutkan sekolahnya, tapi terbentur biaya. Saya mengerti keadaan mereka karena saya juga pernah mengalami hal yang sama, tapi Tuhan menolong saya dengan cara-cara-Nya yang ajaib.

Terkadang saya berandai-andai, andai saja uang anak-anak orang kaya yang tidak niat untuk sekolah, bisa berpindah ke tangan anak-anak lain yang kurang beruntung secara finansial, tapi memiliki kemauan keras untuk belajar. Daripada uang itu dihambur-hamburkan untuk hal yang sia-sia, bukankah jauh lebih berguna jika digunakan untuk biaya sekolah anak-anak yang kurang mampu.

Tapi yang namanya berandai-andai tetap saja hanyalah andai-andai.. Hehehe.. Sama aja bo'ong kalau kita tidak bertindak dan cuma berbicara saja.

Akhirnya tanpa pikir panjang, saya langsung mengambil keputusan untuk mengosongkan account tabungan saya untuk membantu anak ini. Jumlahnya memang tidak banyak, hanya bisa meng-cover sebagian saja karena sebelumnya uang saya juga sudah saya gunakan untuk membantu anak lain dengan kasus yang sama.

Karena saya tahu bahwa dana yang dibutuhkan belum ter-cover semua, maka saya mengambil inisiatif untuk menggalang dana. Saya menghubungi beberapa teman saya dan puji Tuhan, ternyata mereka juga tergerak untuk membantu anak ini. :D

Disamping itu, saya juga berdoa pada Tuhan untuk mengirimkan bala bantuan bagi anak ini. Kabar terakhir yang saya dengar dari teman saya, si pemimpin sel anak ini, anggota-anggota sel grup nya ikut mengambil bagian dalam membantu anak ini, bahkan ada juga yang mencoba menawarkan pekerjaan agar anak ini dapat memiliki penghasilan sendiri nantinya.

Dari kasus ini, saya melihat bagaimana kasih Tuhan benar-benar nyata. Kejadian ini persis seperti yang diceritakan pada Kitab Kisah Para Rasul tentang bagaimana kehidupan gereja perdana. Mereka saling berbagi kasih, berbagi apa yang mereka punya, dan bersama-sama memuliakan Tuhan. :D

Nah, sampai hari ini, itulah kisah anak itu yang saya dengar. Saya belum sempat menanyakan lagi bagaimana kabar anak itu pada teman saya. Sekarang saya akan bercerita tentang kisah saya. :)

Seperti yang saya tulis di atas, saya mengosongkan isi tabungan saya di bank, yang artinya saldo saya sekarang dalam posisi 0. Uang saya yang tersisa di dompet cash hanya cukup untuk hidup 1 minggu, sementara proyek-proyek yang sedang saya kerjakan semua belum bisa ditarik pembayarannya. Alhasil, saya tidak tahu mau hidup pake uang siapa untuk minggu depan. Hahaha..

Tapi saya tidak terlalu memusingkan itu, karena sudah cukup terbiasa dengan kondisi seperti itu. Saya tahu dan saya percaya kalau Tuhan akan menolong saya.

Benar sekali, pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kemarin saya baru saja menerima sebuah proyek yang kecil dan cukup mudah dikerjakan, yang artinya bisa segera saya selesaikan dan saya tarik pembayarannya. Dan hebatnya Tuhan, nilai proyeknya cukup untuk menghidup saya 2 minggu ke depan, tepat sebelum jadwal pembayaran saya yang lain bisa cair. Haleluyah, Praise the Lord!

Banyak sekali orang, yang kalau saya ceritakan kisah saya ini, selalu berkata, "Kalau kamu gitu terus kapan kayanya?" atau "Kenal aja ndak sama tuh orang, kenapa repot-repot bantu dia? Bukannya lebih baik kamu urus dirimu dulu?" Mendengar komentar-komentar seperti itu, biasanya saya hanya membalas, "Tuhan yang pelihara saya."

Hari demi hari, saya semakin bertumbuh dalam pengenalan akan diri-Nya, dimana pemeliharaan-Nya akan hidup saya menjadi semakin nyata. Yah, sama seperti manusia lain, saya masih punya rasa takut dan kuatir untuk masa depan, tapi ketika saya belajar untuk hidup dalam pemeliharaan Tuhan, saya dimampukan untuk tidak kuatir dan takut sehingga damai sejahtera itu dapat turun dalam hidup saya.

"Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." (1 Timotius 6:17-19).

Tuhan memberkati!

6 November 2013

Lift Up the Standard

Yesaya 59:19 - Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN.

Ayat di atas berbicara mengenai peningkatan standar (...Roh Tuhan akan mengangkat standar untuk menghadapinya). Latar belakang ayat ini, bangsa Israel sedang berantakan, hidup di dalam dosa. Tuhan menghukum mereka dengan menggunakan bangsa lain, di saat itu, Tuhan juga mengangkat standar bangsa Israel untuk menghadapi mereka, sehingga banjir (musuh) yang menyerang mereka, tidak bisa menenggelamkan mereka, sebab Roh Kudus mengangkat mereka.

Tujuan Tuhan mengangkat standar kita adalah agar kita mengalahkan setiap musuh dan tantangan, bisa berupa serangan iblis, masalah, pesaing kita, dan sebagainya.



Ada 2 hal yang penting dlm mengangkat standar,

Roh Kudus akan meningkatkan standar rohani kita

Mikha 3:8, Tetapi aku (Mikha) ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memperingatkan Yakub. Iblis selalu berusaha menurunkan standar (moral) kita, lewat dosa dan hal-hal lain, oleh karena itu kita harus meningkatkan standar rohani kita, agar kita menang.
  • Tingkatkan standar doa, dimulai dari doa pribadi kita
  • Tingkatkan standar ibadah
  • Tingkatkan standar membaca dan merenungkan Firman, karena ini akan membantu kita untuk menghadapi "banjir" (musuh).
  • Tingkatkan standar kekudusan dan ketaatan kita

 

Roh Kudus akan meningkatkan standar kerja dan kemampuan kita

Peningkatan ini tdk semata-mata karena usaha kita, tetapi karena Roh Kudus. Daniel 6:4,"...melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa, dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya." Roh di dalam ayat tsb bukan Roh Kudus, tapi excellent spirit untuk melakukan segala sesuatu dengan standar yang tinggi.
Cara meningkatkan standar kerja dan kemampuan kita,
  • Tingkatkan profesionalisme kita, dalam ketepatan waktu, dalam kualitas
  • Tingkatkan leadership kita, kepemimpinan itu seperti katup, jika kita tidak meningkatkan leadership kita, maka yang di bawah kita tidak akan bisa naik
  • Tingkatkan kemampuan manajemen kita, tidak hanya dalam pekerjaan, namun dalam pelayanan
  • Tingkatkan upaya dan kerja keras kita

Tuhan Yesus memberkati!

5 November 2013

You Reap What You Sow

Galatia 6:7, "Jangan sesat!, Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."
Apa yang kita tabur, suatu hari kelak akan kita tuai.
Ada beberapa prinsip dalam hukum tabur tuai,

 

Kita akan menuai jenis yang sama dengan apa yang kita tabur

Gal 6:7b, "...karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Ada beberapa benih yang bisa kita tabur,
Gal 6:9-10, "janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (benih kebaikan),  
Ayub 4:8, "Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga." (benih kejahatan),
Amsal 22:8,"orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa." (benih kecurangan),
Lukas 6:38, "berilah dan kamu akan diberi..." (benih harta/uang).

Kita akan menuai kualitas yang sama dengan kualitas yang kita tabur

Jika kita mau memberi orang lain, berilah dengan kualitas yang terbaik, bukan hal-hal yang berkualitas buruk/bekas.

Kita akan menuai jauh lebih banyak daripada yang kita tabur

Kej 26:12, "maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat,..."
Matius 12:23, "yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti..." (sehingga menuai 30,60,100 kali lipat).

Kita akan menuai pada waktunya Tuhan

Kita tidak pernah bisa menghitung kapan waktunya kita akan menuai ketika kita menabur di ladang Tuhan.
Gal 6: 9, "Janganlah kita jemu2 berbuat baik, karena apabila SUDAH DATANG WAKTUNYA, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."  
1 Tim 6:18-19," Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi, dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik di waktu akan akan datang..."

Tuhan Yesus memberkati!

4 November 2013

Mental Blocking

Cara kita membuat keputusan, sikap, karakter, cara pandang kita saat ini merupakan hasil bentukan dari lingkungan kita, baik keluarga, orang-orang terdekat, maupun pengalaman-pengalaman yang pernah kita alami.

Apakah ini terbatas? Tentu saja, karena kita adalah anak-anak Allah yang bekerja dengan Allah yang tidak terbatas. Mental blocking adalah suatu keterbatasan yang kita ciptakan dalam pikiran kita sendiri, dibentuk melalui pengalaman maupun lingkungan tempat kita bertumbuh, terutama lingkungan negatif ataupun pengalaman traumatis.

Bila kita memiliki banyak mental blocking, maka akan menghambat akselerasi yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Ada beberapa contoh mental blocking yang sering kita temui di dalam kehidupan sehari-hari, antara lain,
  1. Ketidaksanggupan untuk menerima pekerjaan/pelayanan yang baru/berbeda
  2. Tidak fleksibel terhadap tuntutan waktu, yang semula terbiasa untuk mem-planning segala sesuatu jauh-jauh hari, tidak sanggup untuk menerima hal-hal yang mendadak/perubahan
  3. Terbiasa menyimpan uang sebanyak-banyaknya dan hidup sangat berhemat, karena merasa lebih aman dengan banyak tabungan.
  4. Mudah merasa seluruh kehidupannya gagal dan rusak, padahal hanya menghadapi satu kegagalan
  5. Merasa bahwa dirinya/cara bekerjanya seperti itu, tidak bisa berubah
  6. Berpikir bahwa pelayanan hanya untuk hari Minggu/di dalam gereja, namun tidak memberikan dampak positif untuk lingkungannya
  7. Beranggapan bahwa uang adalah tolak ukur kebahagiaan seseorang
  8. Merasa diri sendiri tidak mampu
  9. ...dan berbagai mental blocking lainnya.


Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak terbatas, yang mampu memberkati kita dengan tidak terbatas, namun seringkali mental blocking kita sendiri-lah yang menghalangi berkat-berkat Tuhan. Ketika Tuhan menyuruh kita melakukan hal-hal di luar kebiasaan kita, yang mungkin terdengar tidak masuk akal, kita sudah mundur, sudah menolak, bahkan merasa bahwa itu bukan kehendak Tuhan. Padahal cara-cara Tuhan tidaklah terselami dan hal-hal yang tidak masuk akal, di luar comfort zone kita, bahkan bisa menarik kita masuk ke dalam berkat yang lebih besar dan lebih dalam.

Ada seorang karyawan yang mengidamkan memiliki sebuah rumah. Ia rajin menabung dan berdoa, namun setelah beberapa tahun berlalu, uang yang disimpannya masih belum mencukupi bahkan harga rumah idamannya semakin lama semakin mahal. Sampai pada suatu hari datanglah kesempatan untuk mengajukan kredit pada bank untuk membeli sebuah rumah, karyawan ini berpikir, "Apakah ini jawaban doaku selama bertahun-tahun? Tetapi kalau Tuhan mau memberkatiku dengan sebuah rumah, mengapa aku harus berhutang? Bukankah Tuhan adalah Tuhan yang sangat kaya dan tentunya sangat sanggup untuk memberkatiku tanpa harus membuatku berhutang kepada bank..." Lalu ia menimbang-nimbang lagi dan berdoa, sehingga akhirnya ia memantapkan hati bahwa ini adalah jalan yang Tuhan tawarkan dan jadilah ia mengambil kredit tersebut. Pada bulan-bulan awal cicilannya, ia hidup dengan sangat berhemat, semua pengeluaran diminimalisir sebisa mungkin, sehingga gajinya cukup untuk mencicil pinjaman beserta bunganya, meskipun ia hidup pas-pasan dan tidak nyaman. Tidak lama setelah itu, ia mendapat kabar dari kampungnya, bahwa kedua orang tuanya mendadak sakit, sehingga butuh biaya pengobatan, dan karena mereka sudah tidak bisa lagi bekerja akibat sakit, akhirnya berimbas kepada adik si karyawan ini, yang semula setelah lulus SMU berencana untuk melanjutkan kuliah, namun terhambat karena kondisi keuangan keluarga tersebut tidak memungkinkan untuk membiayai. Dalam kondisi yang pas-pasan dan tertekan, karyawan tersebut akhirnya membuka bisnis kecil-kecilan yang ia lakukan di luar jam kerja kantornya. Pada mulanya hasil bisnisnya hanya cukup untuk menutupi biaya pengobatan kedua orang tuanya, namun lambat laun, usahanya mulai berkembang, ia memiliki uang sisa untuk menyekolahkan adiknya, dan beberapa waktu kemudian, usahanya berkembang cukup baik sehingga ia memutuskan untuk keluar dari kantornya dan fokus kepada bisnis pribadinya. Selang beberapa tahun kemudian, ia menyadari, kalau ia tidak ditekan dengan kondisi cicilan rumah, orang tua yang sakit, dan adik yang terpaksa tidak bisa melanjutkan kuliah, ia tidak akan mungkin berpikir untuk berbisnis sendiri. Bahkan saat ini ia bisa melihat, ia mendapat berkat rumah, yang cicilannya telah usai, kedua orang tuanya kembali menjadi sehat, dan adiknya bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Disini ia melihat, Tuhan bisa memakai cara-cara yang tidak biasa, mungkin membuat ia harus keluar dari comfort zone, namun Tuhan mampu memberkati secara luar biasa, tidak hanya rumah, pendidikan, kesehatan yang didapatnya, namun pengenalan yang lebih dalam akan pribadi dan cara kerjaNya.

Mental blocking apakah yang anda miliki saat ini? Catatlah pada secarik kertas dan doakanlah kepada Tuhan, agar Dia membantu kita untuk melepas seluruh benteng-benteng pada pikiran/mentalitas kita, dan usahakanlah untuk selalu hidup dalam pimpinan Roh (Roma 8:12-17). Sebab Roh Allah tidak membuat kita menjadi takut, Dia akan memimpin kita dan memastikan kita untuk menerima janji-janji Allah sehingga kita bisa hidup berkemenangan dan berkelimpahan tanpa batas di dalam Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

3 November 2013

BIG: Be Imitators of God

Roma 8:29, setiap anak Tuhan adalah orang-orang pilihan. Kita sudah dipilih dan ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan Yesus. Menurut ayat ini, tujuan terpenting dalam hidup kita adalah kita harus makin serupa dengan Kristus.

Kej 1:26-27, Tuhan menciptakan kita serupa denganNya, memiliki karakter dan sifat yang serupa denganNya. Namun setelah jatuh di dalam dosa, gambar Allah di dalam diri kita menjadi rusak. Oleh karena itu Yesus datang untuk menebus, menyelamatkan, bahkan mengembalikan gambar Allah yang rusak di dalam diri kita. Caranya dengan menjadi manusia agar bisa menjadi model bagi manusia untuk ditiru, diimitasikan oleh manusia sehingga serupa denganNya.

Di dalam diri kita sudah ditaruh oleh Tuhan sifat untuk meniru, namun sayangnya seringkali apa yang kita tiru adalah salah, padahal seharusnya yang kita tiru adalah Yesus, bukan idola-idola yang lain.

Efesus 5:1, jadilah penurut-penurut Allah; be ye therefore imitators of God. Penurut (mimetes; dalam bahasa Yunani) adalah peniru atau pengikut. Kata "jadilah" di depan kata penurut dalam bahasa Yunani adalah "ginomai", yaitu hal yang dilakukan terus menerus, bukan sesekali, dan dilakukan seumur hidup. Jadi setiap hari kita harus menjadi lebih seperti Yesus.

Beberapa sifat Allah yang menonjol yang harus kita tiru,

Kudus
1 Petrus 1:15-16, hendaklah kamu menjadi KUDUS di dalam SELURUH HIDUPMU. Kudus : dipisahkan (dalam bahasa Ibrani : "kados") dari dunia, cara-cara dunia. Kudus juga berarti murni, bersih, dan tidak berdosa. Setiap peraturan yang Tuhan berikan, sebenarnya ditujukan untuk keuntungan dan kebahagiaan kita, bukan memberatkan kita. Ketidakkudusan membuat hidup kita tidak berhasil, tidak bisa melihat peluang, tidak diberkati, tidak bahagia.  

Murah Hati
Efesus 5:1-2, dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu. Ketika kita menjadi orang yang suka memberi, maka kita menjadi seperti Yesus. Yesus adalah pemberi yang terbesar, karena Dia telah memberikan semuanya, bahkan hidupNya untuk kita. Lukas 6:36, hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.

Rendah Hati
Filipi 2:5-8,... melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, ...Ia telah merendahkan diriNya. Tanggalkan kehebatan kita, jadilah orang yang rendah hati, karena dosa yang paling Tuhan tidak suka adalah kesombongan. Seringkali pada saat kita sadar bahwa kita rendah hati, justru kita tidak rendah hati. Karena kerendahan hati yang sejati, tidak kita sadari. Orang yang betul-betul rendah hati pasti ditinggikan pada waktunya Tuhan, namun orang yang sombong pasti direndahkan.

Tuhan Yesus memberkati!

2 November 2013

Sabar Menanti Waktu Tuhan

Di dunia yang serba instant saat ini, sangatlah sulit bagi kita untuk menemukan kesabaran atau bahkan bersikap sabar. Karena tuntutan dunia instant adalah kecepatan, segala sesuatu harus cepat, target harus cepat tercapai, pekerjaan harus cepat terselesaikan, komunikasi harus cepat dan sebagainya.

Namun tidak demikian jika kita ingin melihat janji atau pertolongan Tuhan terjadi di dalam hidup kita, tidak ada penggenapan janji dan pertolongan yang instant, semua ada prosesnya dan kita harus bersabar. Saat ini banyak orang Kristen yang tidak sabar menunggu janji Tuhan, menunggu jawaban doa, menunggu pertolongan Tuhan, sehingga mereka mengandalkan orang lain/dirinya sendiri untuk keluar dari masalah, yang malah menyebabkan segala sesuatunya menjadi lebih buruk dan bahkan menunda berkat yang telah Tuhan sediakan.


Masalah atau cobaan diberikan Tuhan untuk memproses karakter dan kedewasaan kita. Oleh karena itu dibutuhkan proses kesabaran untuk menghadapi masalah dan keluar sebagai pemenang. Jangan melarikan diri dari masalah, juga jangan mencari shortcut untuk jalan keluarnya, tetapi tunggulah hingga Tuhan meyakinkan, apa yang harus kita lakukan berikutnya, sehingga sedikit demi sedikit kita akan keluar dari masalah tersebut, bahkan karakter baru kita akan terbentuk, dan tentunya ada berkat/janji yang telah Tuhan sediakan di balik setiap masalah.

Apabila saat ini anda sudah berputus asa, sudah mulai kehilangan kesabaran menunggu waktu Tuhan, atau mungkin sudah memutuskan melakukan sesuatu karena merasa Tuhan belum menjawab doa anda, berhentilah! ...dan berpalinglah kepadaNya, mintalah kekuatan dan hikmat dariNya, dan tunggulah waktuNya. Sebab kesabaran bukan anugerah yang instant diberikan, namun kesabaran merupakan buah roh, yang terbentuk/berbuah ketika kita berlatih untuk taat dan menunggu waktuNya Tuhan. Kesabaran akan mendatangkan berkat, ketidaksabaran akan mendatangkan celaka. Percayalah bahwa Ia mengasihi kita, Ia akan menjawab seruan kita pada waktuNya.  
"Sebab itu Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasihNya kepada kamu;sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab Tuhan adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia! Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru;pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab." (Yesaya 30:18-19). 

Tuhan Yesus memberkati!

1 November 2013

New Manual Book Part. 01 : Otoritas Alkitab dan Tanggung Jawab Orang Percaya

Alkitab bukanlah sebuah buku biasa, semua ayat-ayat Firman di dalamnya adalah pewahyuan Allah akan diriNya sendiri. Ayat-ayat tersebut juga diilhamkan oleh Allah sendiri secara verbal, artinya setiap kata di dalam Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri, oleh karena itu Alkitab sangat bermanfaat bagi kehidupan kita (2 Timotius 3:16).

Semua ayat di dalam Alkitab adalah sempurna, dalam artian tidak bisa salah, dan Alkitab sendiri merupakan otoritas terakhir dalam hidup kita, sehingga apa yang kita lakukan, harus selalu berdasarkan Firman Tuhan di dalam Alkitab. Oleh karena itu kita tidak boleh menambahi/mengurangi isi Firman Tuhan (Ulangan 4:2) dan ada kutuk yang menyertai apabila kita salah memberitakan Injil (Galatia 1:8-9).

Ada beberapa cara untuk membuktikan bahwa Alkitab bukan sekedar sebuah buku biasa,
  1. Kesaksian Yesus yang hidup oleh ayat-ayat Firman yang mendukung kebenaranNya dan otoritasNya
  2. Kesaksian para rasul, dimana mereka rela mati daripada menyangkal kebenaranNya
  3. Kesatuan dari pesan, Alkitab ditulis 40 pengarang yang menulis 66 buku dalam rentang waktu 1600 tahun, namun temanya sama
  4. Peredaran Alkitab mencapai seluruh negara-negara utama dengan berbagai terjemahan, tidak ada buku lain dengan peredaran seluas itu.
  5. Tidak memiliki batas waktu, dari dulu hingga sekarang, Alkitab tetap memegang kebenaran bagi setiap generasi
  6. Pemeliharaan, banyak upaya memusnahkan Alkitab, namun tidak ada yang berhasil
  7. Kehidupan diubahkan, ayat-ayat Firman di dalam Alkitab, mampu mengubahkan seseorang dengan cara yang luar biasa
  8. Adanya penggenapan nubuatan dari perjanjian lama kepada perjanjian baru, seperti Kristus dilahirkan di Bethlehem (Mikha 5:1 dan Matius 2:1-8)

Oleh karena itu, setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, memiliki tanggung jawab untuk mengetahui isi Alkitab, merenungkan Firman di dalamnya, dan mentaati serta menerapkannya dalam hidup kita. Sebab yang disebut murid Yesus, adalah mereka yang tetap hidup di dalam FirmanNya (Yohanes 8:31-32). Dengan tuntunan Firman Tuhan dalam Alkitab, maka kehidupan kita akan diubahkan, kita akan dimampukan untuk melewati berbagai rintangan, kita akan diajar untuk mengenal Pribadi dan karyaNya, dan kita akan mengetahui, bahkan mengalami janji-janjiNya yang luar biasa bagi hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati!

31 Oktober 2013

CORE : Community of Revival; Komunitas Pemulihan

Core (komunitas sel) merupakan komunitas anak-anak Tuhan yang tujuannya memperoleh pemulihan bagi setiap pribadi, sehingga semakin dewasa di dalam Kristus.

Oleh karena itu tidaklah heran di dalam komunitas pemulihan, kita akan menemui beragam orang dengan beragam kebiasaan, latar belakang, bahkan masalah yang berbeda dengan kita. Perbedaan-perbedaan ini tentunya bukan disikapi dengan rasa permusuhan, namun justru perbedaan-perbedaan ini dibutuhkan untuk "menggesek" karakter kita dengan orang lain dalam komunitas tersebut, sehingga kita bisa mempraktekkan ajaran Firman Tuhan ketika kita saling bergesekan.



Jika visi utamanya adalah pemulihan, maka kita sebagai anggota komunitas tersebut harus menyadari bahwa kita dan teman-teman lain dalam komunitas perlu dipulihkan. Oleh karena itu hindari sikap saling bermusuhan, bergosip/terlalu ingin tahu permasalahan orang lain dan menyebarkannya, menjelekkan orang lain, mencari-cari kesalahan/kambing hitam, iri terhadap satu dengan yang lain, yang semuanya itu akan membuahkan kehancuran komunitas dan kerugian setiap anggotanya karena pemulihan akhirnya tidak terjadi.

Sebagai anggota komunitas pemulihan, dengan perbedaan yang ada antar pribadi, belajarlah untuk mengalah, belajar untuk mengampuni dan melupakan, belajar untuk tidak mencemari satu dengan yang lain/menjaga kekudusan, belajar untuk rendah hati, belajar untuk cepat mendengar namun lambat berbicara, belajar untuk menahan amarah, belajar untuk berkorban, belajar untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan Firman Tuhan, sehingga dengan demikian, setiap anggota komunitas akan mengalami pemulihan di dalam Tuhan.

Ketika kita berdoa minta pemulihan untuk setiap masalah kita, Tuhan memberikan, namun Dia juga menginginkan kita mengusahakannya. Core merupakan sarana kita belajar untuk meraih pemulihan yang Tuhan berikan, melalui masalah dan perbedaan-perbedaan antar anggotanya.

Core yang positif akan saling memberkati, saling mendukung, menguatkan yang lemah, bahkan memberkati dengan talenta kita masing-masing. Seperti yang tercantum di dalam 1 Korintus 14:26,"...bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu; yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau pernyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun." Alkitab berbicara dengan tegas, kewajiban kita sewaktu kita berkumpul adalah memakai apa yang ada pada kita untuk membangun orang lain, bukan untuk menghancurkan orang lain.

Jika saat ini anda rindu untuk memperoleh pemulihan di dalam Tuhan, berdoalah kepadaNya, minta Roh Kudus untuk memimpin setiap perilaku dan perkataan kita, sehingga kita bisa membangun orang lain di dalam komunitas sehingga bersama-sama dengan mereka, karakter, sikap, kebiasaan kita, hati kita, bahkan masalah-masalah kita, akan dipulihkan oleh Tuhan melalui proses-proses yang diijinkanNya terjadi.

Tuhan Yesus memberkati!

30 Oktober 2013

Menjadi Murid Yesus

Matius 28:19-20 - "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Dari perikop di atas, kita mendapat tugas dari Tuhan Yesus untuk pergi memberitakan Injil. Targetnya tidak hanya sekedar menjadikan orang menjadi Kristen atau anggota sebuah gereja, melainkan menjadikan orang menjadi murid.


Murid menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adalah orang yang sedang berguru, belajar, bersekolah. Menurut Tyndale Bible Dictionary seorang yang mengikuti orang lain dan mengikuti jalan hidupnya dan mau didisiplinkan atau diajar.  Kata murid dalam bahasa Inggris : "disciple" yang berasal dari kata "discipline". Dlm bahas Yunani, murid adalah "mathetes", tidak hanya menerima pandangan gurunya, tapi mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seorang murid adalah orang yang belajar pada seorang guru, mengikuti jalan hidupnya, disiplin, dan mempraktekkan ajarannya.

Lukas 9:57-62, murid mau mengikut gurunya kemanapun gurunya pergi.
Untuk menjadi murid Yesus kita harus,
  1. Tahu konsekuensinya, ada harga yang harus dibayar. Matius 16:24, setiap orang yang mengikut Yesus, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku. To believe Jesus, cost nothing, to serve Jesus, cost something, but to follow Jesus, cost everything. Tetapi ingatlah, kemuliaan yang Tuhan sediakan, jauh lebih besar daripada harga yang harus kita bayar.
  2. Tidak boleh menunda. Lukas 9:59-60, menjadi murid Tuhan tidak boleh menunda.
  3. Tidak boleh mendua hati. Lukas 9:61-62, mengikut Yesus, harus melepaskan seluruh kebimbangan.
Tuhan Yesus memberkati!

29 Oktober 2013

Kesatuan Yang Rusak: Awal Kehancuran Sebuah Visi

Iblis tidak takut anak-anak Tuhan rajin ke gereja, sebab meski di gerejapun, pikiran anak-anak Tuhan bisa dialihkan untuk tidak fokus terhadap Firman Tuhan / hadirat Tuhan. Namun iblis akan menjadi takut kalau anak-anak Tuhan mulai bersatu, karena di dalamnya, ada kuasa Tuhan yang besar yang akan dinyatakan.

Cara kerja iblis yang berbahaya bukanlah kemunculan secara fisik untuk menakut-nakuti manusia, tetapi mempengaruhi manusia, sehingga berpikir negatif terhadap orang lain, tidak mau mengampuni, tidak mau mengasihi, menjadi mudah marah, tersinggung, sakit hati, dan trauma, sehingga kesatuan hati anak-anak Tuhan menjadi rusak, dan hancurlah visi Tuhan yang luar biasa untuk anak-anak Tuhan.



Apakah kita mau diperdaya oleh iblis hingga masa depan dan visi Tuhan dalam hidup kita rusak total? Waspadalah, cek hati dan kerohanian kita, apabila ada hal yang perlu dibereskan, bereskanlah saat ini juga, mungkin di keluarga kita, komunitas kita, atau pekerjaan kita. Tuhan tidak suka perpecahan, Tuhan mau setiap kita menjadi satu tubuh, agar kuasa Tuhan, urapan, berkat, benar-benar nyata tercurah. Kesampingkan ego, harga diri, mengalahlah satu terhadap yang lain, utamakanlah yang lain, kasihi satu dengan yang lain terutama musuhmu, dan ketika itu terjadi, maka kekalahan iblis sudah tidak tertunda lagi.

Yohanes 10:10 - "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Firman Tuhan berkata bahwa iblis adalah pencuri, yang datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan (Yohanes 10:10a), jadi waspadalah terhadap suara iblis, respons-lah segala sesuatu dengan benar sesuai Firman Tuhan, agar kita benar-benar memiliki hidup yang berkelimpahan (Yohanes 10:10b). Sebab kita tidak bisa menghalangi hal-hal negatif datang kepada kita, namun dengan respon yang benar, hal negatif tersebut akan diputar balikkan oleh Tuhan menjadi hal yang positif bagi kita.

Tuhan Yesus memberkati!

28 Oktober 2013

New Relations

Setelah kita mengalami proses kelahiran baru, kita perlu mengenal dan membangun 4 hubungan baru, agar kita mengalami kehidupan kekristenan yang sejati, yang mengalami janji-janji Tuhan.


HUBUNGAN DENGAN TUHAN

Hubungan dengan Tuhan dilakukan melalui pendengaran akan FirmanNya maupun berkomunikasi denganNya melalui doa dan saat teduh secara rutin setiap hari.

HUBUNGAN DENGAN ORANG KRISTEN LAINNYA

Hubungan dengan orang Kristen lainnya dilakukan melalui community cell/core (community of revival). Core bukanlah merupakan suatu program, melainkan sarana penggembalaan yang efektif yang dilakukan oleh gereja. Di dalamnya kita dapat belajar bersatu hati, tumbuh bersama (dalam iman, pengetahuan Firman, pengalaman dengan Tuhan, dan melayaniNya), serta memenangkan jiwa (multiplikasi dan merawat jiwa). Setiap orang percaya perlu tergabung dalam komunitas ini, sebab kita butuh orang lain untuk bertumbuh (Ibrani 10:24-26) dan Allah lebih sering menyatakan kuasaNya dalam persekutuan. Ada 4 hal penting di dalam komunitas yang perlu kita pahami agar bertumbuh, saling kenal dan memiliki rasa nyaman, ada kepedulian antar member, memiliki motivasi yang benar untuk mengejar pertumbuhan rohani, dan punya tanggung jawab bersama (saling berbagi dan tidak mengandalkan satu orang saja).

HUBUNGAN DENGAN GEREJA LOKAL

Gereja merupakan komunitas Allah yang apostolik, artinya kita akan diutus keluar oleh Allah untuk mencapai suatu misi (Yohanes 20:21). Komunitas berarti sekelompok orang, bukan individu, bukan bangunan fisik. Diutus keluar artinya dipisahkan melalui pertobatan dan iman dalam Yesus;memiliki kepercayaan yang sama (1 Petrus 2:9-10). Jadi sebagai orang Kristen, kita harus berhubungan dengan satu gereja lokal, agar bersama-sama dengan orang Kristen lain, mengalami pertobatan dan mengalami pengenalan mendalam dengan Pribadi Yesus untuk menjalankan misiNya, yaitu multiplikasi jiwa dan merawat agar setiap jiwa mencapai kedewasaan penuh.

HUBUNGAN DENGAN KELUARGA DAN TEMAN

Allah menempatkan kita di dalam keluarga dan teman-teman kita agar kita bisa menjadi berkat dan memperkenalkan Pribadi Yesus serta kabar keselamatan kepada mereka. Setiap orang yang telah lahir baru, harus bisa menjadi orang tua rohani, yang membawa orang-orang yang belum percaya Kristus kepada pengenalan akan Dia, menerima keselamatan, mendoakan, membagikan Firman, serta menolong mereka untuk bertumbuh di dalam 4 hubungan baru ini, sehingga pada suatu saat nanti, merekapun akan menjadi orang tua rohani (Matius 5:14-16).

Manakah dari keempat hubungan baru ini yang menyulitkan anda? Saat ini berdoalah kepadaNya, minta Tuhan membantu agar kita dapat bertumbuh maksimal dalam keempat hubungan baru ini dan bukalah hati, agar kita bisa berkomitmen secara pribadi untuk mau membangun hubungan-hubungan baru ini dengan lebih baik. Iblis selalu berusaha merusak hubungan-hubungan ini, sebab ia tidak menyukai kesatuan hati yang mengandung kuasa agar kita mengalami janji Tuhan. Jadi waspadalah, apabila ada keretakan dalam salah satu hubungan-hubungan ini, minta Tuhan pulihkan dan usahakanlah untuk segera diperbaiki, agar kita tetap dapat hidup secara penuh dalam kasih karunia dan janji-janjiNya.

Tuhan Yesus memberkati!

30 April 2013

Komitmen dan Kesepakatan

Saat ini banyak orang yang hidupnya tidak mau terikat, suka hidup bebas, suka memuaskan diri, sehingga sangat sulit untuk berkomitmen. Komitmen merupakan suatu janji kepada diri sendiri/orang lain/Tuhan yang dicerminkan dalam tindakan kita.

Dengan komitmen, kita akan dapat bekerja dan tetap maju ketika banyak masalah dan tantangan terjadi, bahkan kita akan jadi lebih kreatif untuk mencari solusi terhadap berbagai masalah.

Dengan komitmen, ada suatu kesepakatan antara kita dengan orang lain, antara pikiran dan tindakan kita, sehingga akan menghasilkan perubahan, bahkan mendatangkan perkenanan dari Tuhan (Matius 18:19-20).

Sebagai contoh, sebuah team sepakbola, jika tidak menyatukan tujuan di antara 11 orang anggotanya, maka tidak akan menghasilkan gol. Kelompok paduan suara/orkestra, tidak akan menghasilkan penampilan yang sempurna jika tidak kompak dan berkomitmen satu dengan yang lain. Sama halnya di dalam gereja, penjangkauan dan pendewasaan jiwa-jiwa tidak akan terjadi, jika masing-masing jemaatnya tidak berkomitmen untuk visi tersebut.


Ada 4 komitmen mendasar yang perlu kita lakukan,

KOMITMEN KEPADA TUHAN DAN PELAYANAN

Yohanes 3:16 merupakan komitmen Tuhan untuk menyelamatkan kita karena kasihNya yang begitu besar terhadap kita. Oleh karena itu, setelah diselamatkan, kita juga harus berani berkomitmen penuh kepadaNya, menjalankan perintahNya serta melayaniNya. Paulus di dalam Filipi 3:8 menyatakan bahwa pengenalan akan Kristus sangatlah mulia, sehingga ia melepaskan semuanya dan menganggapnya sebagai sampah. Hal ini ditulisnya ketika ia sudah melayani dan bahkan menerima aniaya, namun oleh karena komitmennya, ia tetap melayani dengan setia dan bahkan melepaskan semua hal kecuali Kristus. Ketika gereja mengecewakan anda, ketika komunitas mengecewakan anda, ketika Tuhan belum memenuhi janjiNya dalam kehidupan anda, apakah anda masih berkomitmen terhadap Tuhan? Masihkah anda melayaniNya?.

KOMITMEN KEPADA KELUARGA
Di dalam kehidupan keluarga, kita harus bisa menerima kekurangan masing-masing, kekurangan pasangan kita, orang tua kita, anak-anak kita, sehingga kita bisa tetap menjalankan peranan kita di dalam keluarga dan tetap mensupport satu dengan yang lain meskipun kondisi keluarga sedang dilanda masalah. Dengan komitmen tiap anggota keluarga, setiap permasalahan di dalam keluarga, akan dapat diselesaikan lebih cepat dan tidak menimbulkan problem yang lebih besar.

KOMITMEN UNTUK MENGASIHI
Seperti halnya Tuhan menerima kita apa adanya, tanpa mengingat masa lalu dan dosa-dosa kita, kitapun harus belajar untuk mengasihi orang lain tanpa syarat. Pernah dikecewakan, pernah disakiti, berbeda ras, berbeda agama, berbeda status sosial, tidak membuat kita berhenti mengasihi orang lain. Kasih karunia Tuhan masih ada untuk hari ini dan hari esok, Dia akan memampukan kita untuk mengasihi orang lain meski kita tidak sanggup/tidak ingin, asalkan kita mau berkomitmen untuk mengasihi.

KOMITMEN KEPADA PEKERJAAN
Lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Seberat apapun, sesedikit apapun upah yang kita terima untuk suatu pekerjaan, apabila kita telah menerimanya, selesaikanlah dengan baik. Setia kepada perkara kecil, akan membuahkan kepada kepercayaan kepada perkara besar.

Saat ini, apakah yang menjadi penghalang bagi anda untuk berkomitmen? Berdoa dan mintalah kepada Tuhan, agar Ia membantu kita untuk menjaga komitmen kita, sebab tanpa komitmen, tidak ada suatu pekerjaan apapun yang akan membuahkan hasil.

Tuhan Yesus memberkati!

29 April 2013

Iman dan Kedaulatan Allah

Iman secara sederhana dipahami oleh sebagian besar orang adalah percaya, berharap, lalu menerima mujizat. Namun dalam kenyataannya tidaklah selalu demikian. Di Ibrani 11:39 dapat kita lihat, ternyata ada orang yang beriman sungguh-sungguh serta punya kesaksian hidup yang baik, tetapi tidak memperoleh apa yang mereka imani.


Iman tidak hanya berbicara tentang pengalaman mujizat dari Allah, namun juga kerelaan untuk menerima kedaulatan Allah bagi kita. Mungkin kita mengimani untuk memiliki pasangan hidup yang kita idamkan, ternyata Tuhan belum menghendaki, atau kita mengimani rencana bisnis besar, namun seolah digagalkan Tuhan. Ketika iman kita bertemu kehendak Allah yang berbeda, bisakah kita tetap berserah dan percaya kepadaNya?

Iman tidak berbicara hanya tentang hidup saat ini, tapi lebih jauh lagi, yaitu tentang hidup kekal. Iman harus memandang jauh ke depan, kepada hal-hal jauh di depan kenyataan hidup kita saat ini. Ketika kita fokus terhadap hal-hal kekekalan, bukan realita saat ini, kita akan dapat bersukacita ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita imani di dunia ini. Kita dapat berkata, "Jadilah kehendakMu Tuhan, karena saya percaya kehendakMulah yang terbaik. Kita akan menjadi orang dewasa dalam Tuhan, ketika iman kita dapat menerima kedaulatan Allah.

Tuhan Yesus memberkati!

28 April 2013

Iman di dalam Kesaksian Hidup Tokoh-Tokoh Alkitab



Habel - Iman adalah mempersembahkan korban yang lebih baik kepada Allah (Ibrani 11:4)
Seperti halnya Habel yang mempersembahkan korban terbaik untuk menyenangkan Tuhan, kitapun juga bisa menyenangkan Tuhan melalui persembahan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepadaNya. Itulah ibadah sejati kita kepada Allah, oleh sebab itu iman berarti menghidupi FirmanNya, menjaga kekudusan kita, sehingga kita memberikan persembahan yang terbaik untukNya.

Henokh - Iman adalah bergaul karib dengan Allah (Ibrani 11:5-6)
Henokh adalah contoh kehidupan yang sungguh-sungguh mencari Tuhan setiap hari. Tuhan rindu kita bergaul intim denganNya, jadi jika kita sungguh beriman kepadaNya, seharusnya kita mencari Dia dengan kesungguhan, tidak hanya pada saat menghadapi masalah, tetapi setiap saat.

Nuh - Iman adalah ketaatan mutlak kepada Allah (Ibrani 11:7)
Ketika Nuh diminta Allah untuk membuat bahtera, kondisi pada saat itu belum terlihat adanya tanda-tanda air bah, sehingga banyak orang mencemooh dirinya. Namun Nuh tetap taat kepada Allah karena ia beriman/percaya kepadaNya. Apapun perintah Tuhan, sesulit apapun, kerjakanlah dengan taat. Mungkin kita tidak paham dengan perintahNya, namun percayalah itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita.

Musa - Iman adalah menolak kesenangan dari dosa (Ibrani 11:24-25)
Musa yang telah diangkat menjadi anak putri Firaun, menolak semua kekayaan, kemewahan, kesenangan dari dosa, dan lebih suka menderita sengsara sebagai umat Allah bersama bangsanya. Iman yang benar membuat kita setiap hari menolak godaan-godaan dosa dan kesenangan dunia ini. Iman sejati mendorong kita mengejar kekudusan dalam hidup.

Tuhan Yesus memberkati!

27 April 2013

Jika Dunia Berkata

Jika dunia berkata balas kejahatan, Tuhan berkata ampuni dan berkati.

Jika dunia berkata semua sudah berakhir, Tuhan berkata masih ada harapan.

Jika dunia berkata cuek, Tuhan berkata perhatikan dengan kasih.

Jika dunia berkata larilah dari masalah, Tuhan berkata hadapilah masalah karena tidak ada masalah yang melebihi kekuatan kita.

Jika dunia berkata segala sesuatu tidak adil, Tuhan berkata bersyukurlah selalu.

Jika dunia berkata kita tidak berarti, Tuhan berkata kita adalah anak-anakNya.

Jika dunia berkata percayailah dirimu sendiri, Tuhan berkata rendah hati dan percayakan semuanya kepadaNya.

Jika dunia berkata kutuk, Tuhan berkata berkat.

Jika dunia berkata gosip, Tuhan berkata mengenai ajaran dan didikan untuk membangun.

Jika dunia berkata untuk berharap pada manusia, Tuhan berkata untuk berharap padaNya.

Jika dunia berkata tidak ada lagi kasih, Tuhan berkata kasih karuniaKu cukup.

Jika dunia berkata jangan percayai siapapun selain diri sendiri, Tuhan berkata percaya kepadaNya, sebab Ia setia.

Jika dunia berkata sudah tidak ada jalan, semuanya terlambat, Tuhan berkata, Dia akan buka jalan dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.

Jika dunia berkata, fokuslah pada masalah untuk memecahkannya, Tuhan berkata, fokuslah pada Dia, maka Dia yang akan membereskannya.

Jika dunia berkata, percayailah kenyataan yang ada, Tuhan berkata, percayailah janjiNya dengan kacamata iman.

Jika dunia berkata fokuskan dirimu pada uang agar bahagia, Tuhan berkata carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan dalam hidup kita.

Saat ini, perkataan dunia atau perkataan Tuhan yang kita hidupi?
Ingatlah bahwa kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita (1 Kor. 2:12).  


Jangan mau dibodohi lagi dengan perkataan dunia. Tetapi ketahuilah yang telah dikaruniakan/diajarkan olehNya kepada kita, melalui pendengaran lewat Roh Allah yang berbicara kepada kita, sebab hanya dengan perkataanNya sajalah, hidup kita akan berubah, bahkan menerobos dan mengalami kemenangan sejati.

Tuhan Yesus memberkati!

New Communication: Doa

Doa merupakan alat komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Berdoa merupakan nafas kehidupan orang percaya dan merupakan sarana untuk membangun komunikasi dengan Tuhan (heart to heart, soul to soul, spirit to spirit).



Mengapa kita harus berdoa?
  1. Untuk menyampaikan keinginan dan perasaan kita
  2. Untuk mengetahui kehendak Tuhan (Kolose 1:9)
  3. Pendahulu kita juga berdoa
  4. Perlengkapan rohani untuk menghadapi si jahat (Efesus 6:19)

Bagaimana caranya berdoa?
  1. Memuji, menyembah, mengundang hadirat Tuhan (Mzm 95:2)
  2. Jika memiliki karunia berbahasa Roh, gunakanlah bahasa tersebut (1 Kor 14:2,4)
  3. Minta apa yang diperlukan, tidak bertele-tele (Matius 7:7-8)
  4. Berdoa kepada Bapa dalam nama Yesus (alamat doanya jelas)
  5. Mendengarkan Allah melalui suara hati nurani yang bersih (Bil 9:8)
  6. Mendengarkan dengan merenungkan Firman
  7. Bertekun dalam doa (Lukas 18:1)

Persyaratan agar doa dikabulkan
  1. Berdoa dengan iman, tanpa iman, tidak ada perkenanan (Ibrani 11:6)
  2. Taati Allah dan lakukan kehendakNya (1 Yoh 3:22)
  3. Berdoa sesuai kehendakNya
  4. Berdoa dengan rendah hati (Yak 4:6)
  5. Lepaskan pengampunan (Mrk 11:25-26)

Ada apa di dalam doa?
  1. Janji Tuhan
  2. Berkat dan hikmat (2 Taw 26:5)
  3. Kekuatan (Ef 6:18)
  4. Kuasa (Yak 5:16)

Macam-macam doa
  1. Doa pribadi (Mat 6:6)
  2. Doa bersama/sepakat (Mat 18:16-20)
  3. Doa syafaat, level doa tertinggi, berdoa untuk orang lain dengan tuntunan Roh Kudus

Cara Tuhan mengabulkan doa
  1. Doa dikabulkan melebihi permohonan (Ef 3:20)
  2. Jawaban doa yang ditunda (ujian iman; Lukas 18:7-8)
  3. Jawaban doa yang berbeda dengan permohonan (2 Kor 12:7-9)

Tuhan Yesus memberkati!

New Communication: Hearing the Voice of God
New Communication: Quiet Time (Saat Teduh)
New Communication: Doa

31 Maret 2013

Hidup yang Berkualitas

Yesus mati dan dibangkitkan tidak hanya sekedar menyelamatkan dan memberikan hidupNya untuk kita, sebab jika hanya itu saja, maka kita tidak bisa menjalani kehidupan Kekristenan yang luar biasa dalam Tuhan.

2 Korintus 5:15, Kristus telah mati untuk semua orang, SUPAYA mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk mereka sendiri, tetapi hidup untuk Dia. Hidup dalam kata Yunani berarti:
1. BIOS : bisa bergerak, bernafas, dan beraktivitas
2. PSUCHE : bernyawa
3. ZOE : hidup Allah yang ditaruh di dalam hidup manusia, sehingga manusia memiliki hidup yang berkualitas

Manusia pada awalnya hidup dalam zoe, hidup dalam kelimpahan dan penuh kualitas, namun iblis menjadi iri, sehingga ia mencari cara, agar manusia mulai berpusat pada ego-nya, sehingga manusia mulai melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa. Pada saat itu juga, hidup manusia sudah tidak lagi berkualitas.



Jika awalnya manusia tidak mengalami kekhawatiran dan ketakutan karena hidup dalam zoe, setelah jatuh ke dalam dosa, ia mengalami ketakutan (dimulai ketika Tuhan mencarinya setelah ia memakan buah pengetahuan baik dan jahat).

Namun Tuhan melalui Paskah, dibangkitkan untuk mengembalikan zoe dalam hidup kita. Barangsiapa yang lahir kembali di dalam Yesus, maka akan diberikan benih Ilahi, yaitu zoe, hidup yang berkualitas.

Semua yang ada dosa atau dicemari dosa, akan menjadi tidak berkualitas.  Oleh karena itu, setelah Tuhan mengembalikan zoe kepada kita, hidupilah hidup yang berkualitas,

2 Korintus 5:16-17 - "Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang."

Apa yg baru? Nilai yang baru, ukuran yang baru, prinsip yang baru, kuasa yang baru, zoe yang baru dalam hidup kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita sudah menghidupi kehidupan yang baru? Sebab seharusnya dengan mengenal Yesus, kehidupan, karakter kita lebih baik dari sebelumnya. Kita bisa terlihat sukses di mata dunia, tetapi jika kita di luar kehendak Tuhan, maka kita mengalami kegagalan.

Tuhan Yesus Memberkati!

7 Maret 2013

Lakukan Hal yang Berbeda untuk Hasil yang Luar Biasa

Ayat reference : Yohanes 2:1-11
Ayat-ayat di atas menceritakan sebuah pesta perkawinan di Kana, dimana di pesta tersebut terjadi masalah besar, yaitu kekurangan anggur. "Anggur" berbicara mengenai kemanisan dalam hidup/sukacita. Tanpa "anggur", maka kehidupan yang kita jalani akan terasa lebih berat, banyak ketakutan, banyak ketegangan.


Kurang dihargai, diingkari, problem dalam ekonomi, keluarga, adalah hal-hal yang dapat menyebabkan "anggur" kita berkurang. Namun jika kita mau "anggur" tersebut kembali, lihat pada ayat di atas, bagaimana sikap ibu Yesus ketika ia menghadapi masalah kekurangan anggur. Ia langsung menyampaikan pada Yesus ketika masalah terjadi, dan ia menyerahkan kepadaNya, sehingga Yesus langsung melakukan sesuatu. Sikap inilah yang akan mempercepat terjadinya mujizat.

Jika kita mau mujizat terjadi, ada beberapa hal penting yang harus dipahami,
1. Ketahuilah kapasitas Tuhan yang tak terbatas
2. Jangan pernah mengandalkan diri sendiri/menunggu hingga hancur baru mencari Tuhan
3. Biarkan Tuhan bekerja dgn caraNya, jangan ikut campur
4. Semakin besar masalah yang kita terima, semakin besar mujizatnya
5. Taati Dia dan lakukan bagian kita
6. Miliki sikap hidup yang benar dan berani melakukan hal yang berbeda untuk Tuhan
7. Jika ingin diberkati dengan "anggur" baru, siapkan kantong/hati yang baru.

Tuhan Yesus memberkati!

5 Maret 2013

New Communication: Quiet Time (Saat Teduh)

Saat teduh merupakan salah satu cara agar kita bisa mendengar suara Tuhan. Sebab di dalam saat teduh ada pembacaan Alkitab, dimana di dalamnya ada Firman Allah yang akan mengajar, mengoreksi, memperbaiki kelakuan, mendidik kita dalam kebenaran (2 Timotius 3:16-17). Selain itu Firman tersebut juga dapat menyegarkan jiwa dan memberikan hikmat bagi yang tidak berpengalaman (Mazmur 19:8), serta memberikan ketentraman dan menghilangkan batu sandungan (Mazmur 119:165).


Kita perlu menyediakan waktu teratur untuk saat teduh, agar kita bertemu dengan pribadi Allah yang nyata dan dapat mendengarNya berbicara lewat Firman di dalam Alkitab. Selain itu kita perlu memelihara agar jalur komunikasi kita kepadaNya tetap bersih, caranya dengan meminta pengampunan atas dosa-dosa kita.

Proses saat teduh:
  1. Undang hadirat Allah melalui pujian dan penyembahan
  2. Akui dosa kita dan bertobat
  3. Minta Allah penuhi kita dengan Roh hikmat
  4. Baca Alkitab dengan suara keras
  5. Lewat Firman dalam Alkitab, Allah dapat menyatakan pribadiNya, mengingatkan dosa kita, janjiNya, sikap kita yang harus diubah, perintahNya, serta contoh-contoh hidup yang harus ditiru/dihindari
  6. Buat komitmen setelah membaca Firman dan lakukan
  7. Doa ucapan syukur, mohon kebutuhan pribadi dan orang lain, serta akhiri dengan pujian dan penyembahan
  8. Catat apa yang kita dapat setiap kali kita melakukan saat teduh dan catatlah setiap berkat yang kita dapat pada hari itu, agar kita selalu bersyukur setiap saat.

Tuhan Yesus memberkati!

New Communication: Hearing the Voice of God
New Communication: Quiet Time (Saat Teduh)
New Communication: Doa

New Communication: Hearing the Voice of God

 

Mengapa kita harus mendengar suara Tuhan?

  1. Tuhan mau kita berhubungan intim denganNya (Yohanes 10:27), sebab ketika kita mengenalNya, kita tidak akan mudah goncang sewaktu didera masalah.
  2. Tuhan mau kita mendapatkan pengajaran dariNya, Tuhan mau kita mengetahui rahasia KerajaanNya, rahasia sukses hidup di dalam Tuhan (Lukas 8:18; Matius 13:12).
  3. Tuhan mau mengangkat kita menjadi "kepala" (Ulangan 28:13)
  4. Tuhan mau kita memiliki pikiranNya (2 Korintus 2:10,11,16)

Bagaimana Allah berbicara kepada kita?

  1. Melalui Firman Allah (Alkitab)
  2. Melalui pengalaman hidup, pencobaan, peristiwa umum
  3. Melalui karya supranatural, seperti suara yang terdengar, suara hati, suara malaikat, mimpi, dan penglihatan
  4. Melalui orang kudus/hamba Tuhan yang berbicara kepada kita atas nama Allah

Apakah perbedaan suara manusia, iblis, dan Tuhan?

  1. Suara manusia cenderung menyenangkan daging
  2. Suara iblis memanipulasi kebenaran Firman Tuhan
  3. Suara Tuhan membangun iman dan tidak pernah keluar dari kebenaran FirmanNya

Bagaimana kita bisa mendengarNya?

  1. Percaya kepadaNya
  2. Kenal kehendakNya (melalui pembacaan Alkitab), sehingga sewaktu Tuhan bicara, kita tahu
  3. Tenang dalam perasaan dan pikiran, kepanikan ketika menghadapi masalah, akan mengganggu pendengaran kita akan suaraNya.
  4. Mendengar dalam bahasa Ibrani, "syama", artinya adalah mendengar, buka hati, dan melakukan, jadi untuk mendengar, kita harus mau membuka hati dan melakukan apa yang kita dengar.
  5. Tidak takut salah akan suaraNya (dengan iman)
  6. Mau meresponi apa yang Tuhan katakan
  7. Berlatih terus mendengar suaraNya
  8. Mengubah pola pikir yang salah (kita tidak bisa dengar karena kurang doa, karena jatuh bangun dalam dosa)
  9. Mengubah gaya hidup yang salah (sibuk dengan pekerjaan, menjauhi Tuhan)

Tuhan Yesus memberkati!

New Communication: Hearing the Voice of God
New Communication: Quiet Time (Saat Teduh)
New Communication: Doa

Aktivasikan Imanmu untuk Hal yang Lebih Besar

Yohanes 14:12 - "Aku berkata kepadamu:Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa."

Percayalah bahwa apa yang sudah kita lakukan hari ini, akan menjadi lebih besar lagi di masa depan. Jangan pernah merasa tidak mungkin, atau merasa bahwa puncak hidup kita sudah lewat di masa lalu dan tidak mungkin lagi terulang di masa depan. Sebab di dalam ayat di atas jelas tertulis, bahwa apa yang ada di depan akan lebih besar dari apa yang sudah terjadi di belakang.

Ingatlah bahwa iman kita akan menentukan apa yang Tuhan bisa kerjakan dalam hidup kita. Jadi yang sering membatasi Tuhan bekerja adalah iman kita sendiri. Jika kita hanya berharap kecil/tidak berharap, maka hal-hal yang datang adalah hal kecil/bahkan tidak ada sesuatu yang terjadi. Beranilah memiliki harapan yang besar, agar terjadi hal-hal besar bagi kita, sebab Tuhan bisa melakukan lebih banyak dari yang kita pikirkan/doakan (Efesus 3:20).

Tanamkanlah ke dalam pikiran anda, bahwa yang terbesar, yang terbaik, ada di depan kita, seperti halnya Amsal 4:18 menyebutkan, bahwa jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Mulai sekarang, ekspektasikan, harapkan, imani terobosan dalam hidup anda, jangan biarkan kondisi anda saat ini menghancurkan setiap ekspektasi, harapan, dan iman anda, sebab Tuhan kita tidak terbatas, kitalah yang sering membatasinya.

Tuhan Yesus memberkati!

4 Maret 2013

Kuasa dari Visi

Yosua 1:2, "HambaKu Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu."


Seperti halnya Yosua yang mendapatkan visi dari Tuhan untuk membawa bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian, demikian pula halnya dengan kita. Tuhan selalu memberikan visi/impian kepada kita, agar kita masuk ke dalam rencana dan berkat-berkat Tuhan. Visi yang kecil akan membuat masa depan kita menjadi kecil, namun visi yang besar akan membangun iman kita menjadi besar dan membuat masa depan kita menjadi luar biasa. Oleh karena itu milikilah visi yang besar, sebab kita punya Tuhan yang besar, yang tak terbatas.

Tanpa visi, hidup kita akan berjalan tanpa arah, tanpa tujuan, bahkan menjadi kosong, namun dengan visi, maka kita akan menjadi fokus, powerful, dan berhasil. Visi juga membuat hidup kita berarti dan maju terus (tidak mudah menyerah), sebab tiada hal besar terjadi dengan mudah, oleh sebab itu visi membantu kita melewati tantangan. Dan dengan visi, maka akan ada provisi/penyediaan dari Tuhan.

Apabila anda kehilangan impian anda/visi anda saat ini, entah karena masalah atau doa-doa yang belum terjawab sehingga hidup menjadi tak bertujuan lagi, saat ini... mintalah impian/visi dari Allah. Jangan lihat lagi kondisi anda saat ini, jangan mengingat kegagalan yang telah berlalu, tetapi mintalah visi/impian dari Tuhan sehingga kita bisa bangkit dan meraih yang terbaik dari padaNya.

Tuhan Yesus memberkati!.

Menang dalam Ketidakpastian

Tim 4:7 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."

Selama pengalaman hidup saya bersama Tuhan Yesus, Tuhan mengajarkan sesuatu yang sangat mendasar dan penting dalam kesuksesan hidup.

Kesuksesan hidup bukanlah masalah mendapatkan banyak uang dan mencapai 'financial freedom' dalam usia semuda mungkin seperti yang banyak orang percaya. Oleh sebab itu semua orang berlomba-lomba untuk mencapai apa yang disebut 'pensiun dini'.

Tuhan mengajarkan kepada saya bahwa hidup adalah untuk bertanding sampai garis finish, dengan cara melakukan kehendakNya didalam hidup kita sampai kita mati. Ibarat sebuah mesin, hanya melalui tangan pembuatnyalah yang mampu untuk mengeluarkan potensi maksimal dari mesin tersebut.

Yes, mungkin itu berat, mungkin itu mustahil dalam pikiran kita. Tapi bukankah Yesus berjanji bahwa melalui Dia, kita bisa melakukan segala sesuatu? (Filipi 4:13) Apalah arti dari 'penderitaan' seumur hidup dibandingkan dengan hadiah yang Tuhan sediakan bagi kita dalam hidup kekekalan?

Filipi 3:14 - "..dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."

Saya percaya bahwa kelahiran kita bukanlah sebuah kebetulan. Ada rencana besar dari Tuhan yang khusus untuk setiap kita seperti yang dikatakan pada Yeremia 1:4-5. Namun, untuk mengetahui tujuan khusus itu, dibutuhkan sebuah hubungan yang khusus pula dengan si Pemberi tujuan.

Kalau kita peka dengan apa yang terjadi di dunia ini, kita tahu bahwa resesi ekonomi telah membuat orang-orang kaya jatuh dan tidak memiliki apa-apa lagi. Terbukti bahwa uang dan materi tidak selamanya dapat kita pegang dan menyelamatkan kita. Pada akhirnya, sistem ekonomi duniapun akan lenyap dengan sendirinya.

Kalau anda menyadari bahwa situasi saat ini sangatlah tidak menentu, anda benar. Tapi kalau anda berpendapat bahwa uang, dalam bentuk fisik maupun investasi, dapat memberikan kepastian pada situasi anda, anda salah besar.


Tuhan mengajarkan pada saya bahwa, "Ketidakpastian adalah realita yang baru, keintiman dengan Dia-lah kuncinya." Mari mulai sekarang, kita berlomba untuk semakin intim dengan Tuhan agar pimpinanNya nyata dalam hidup kita yang penuh ketidakpastian. Sehingga di akhir hidup kita, kita bisa dengan bangga berkata seperti yang Yesus katakan saat dia mati di kayu salib, "Sudah selesai!"






Tuhan Yesus memberkati!

Percaya dan Melihat

Belajarlah untuk selalu percaya akan janji Tuhan. Seringkali banyak orang percaya setelah mereka melihat, seperti halnya prinsip dunia, yang melihat dahulu baru percaya.

Yohanes 20:24-29 merupakan gambaran ke-Kristen-an saat ini, padahal Tuhan mau kita hidup karena percaya, bukan melihat.

2 Korintus 5:7 --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat--

Percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan/hadapi saat ini, Tuhan akan memberikan hasil/jalan keluar pada waktuNya.



Percaya merupakan suatu proses terus menerus, karena percaya kepada Allah adalah iman dan iman harus bertambah-tambah. Orang percaya, biasanya di dalam hidupnya akan mengalami banyak hal yang seolah mustahil, namun percayalah bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang percaya (Markus 9:18-26). Selain lewat masalah, mujizat, iman juga bisa dibangun lewat doa dengan berbahasa Roh.

Saat ini, tetap belajar untuk percaya kepadaNya. Meski kita mungkin sudah berdoa, sudah percaya, namun belum melihat jawaban, kita tidak akan dipermalukan oleh Yesus (1 Petrus 2:6)

Tuhan Yesus memberkati!

Today is the Day!

Punyailah paradigma bahwa hari ini adalah hariNya Tuhan. Jangan membiasakan diri mempunyai sikap "suatu hari nanti", suatu hari nanti saya akan melayani Tuhan, suatu hari nanti saya akan sukses, ...sebab Tuhan mau mengerjakan mujizatNya hari ini!

2 Korintus 6:2 - Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Apa yang kita kerjakan hari ini adalah bibit untuk masa depan kita, oleh karena itu mulailah percaya dan kerjakan segala sesuatunya hari ini, jangan menunda, jangan malas, jangan mengeraskan hati (Ibrani 3:7-8). Ingatlah jika Tuhan berbicara kepada anda hari ini, segera lakukan, sebab hari esok belum tentu ada, dan Tuhan menginginkan agar kita tidak menunda-nunda apa yang Ia inginkan untuk kita kerjakan, sebab suatu saat itu akan menjadi luar biasa (Zakharia 4:10).

Segala yang besar membutuhkan proses, butuh waktu, dan harus dimulai dari hari ini, persiapkanlah segala sesuatunya agar kita siap ketika Tuhan memberikan hal yang besar. Tuhan tidak hanya berperan sebagai awal dan akhir/alpha dan omega, tetapi seluruh proses dari awal dan akhir, ada peranan Tuhan.

Apapun kondisi kita saat ini, Tuhan tidak pernah melihat yang sudah hilang/berlalu, Ia hanya melihat yang masih tersisa dan Ia sanggup merestorasinya. Belajarlah berdiri di atas Firman Tuhan, dengarkan, imani, maka  akan ada restorasi dalam hidup kita. Jika Tuhan sudah bekerja di masa lalu anda, Tuhan juga akan bekerja di masa depan, bahkan saat ini juga!

Tuhan Yesus memberkati.

New Identity

Ketika kita sudah mengalami kelahiran baru di dalam Yesus Kristus, secara otomatis kita memiliki identitas yang baru. Identitas baru ini kita peroleh bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena kita telah bersatu sebagai ciptaan baru di dalam Kristus.

2 Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.


Kelahiran baru hanya memperbarui Roh kita, tetapi pikiran-pikiran lama kita masih ada, kebiasaan dan karakter lama kita masih tertinggal, bahkan ada ikatan-ikatan dosa yang masih tersisa, oleh karena itu kita perlu benar-benar memeluk identitas kita yang baru, sehingga kebenaran-kebenaran identitas yang baru itu akan membentuk/memperbarui pikiran, karakter, dan kebiasaan kita.

Dengan mengetahui identitas yang baru dan memakainya dalam kehidupan kita, maka kita akan dimampukan untuk memenuhi tujuan hidup kita seperti yang telah ditetapkan oleh Allah. 3 yang utama dari identitas baru kita adalah sebagai berikut,

1. Kita adalah anak Allah
Roma 8:14-17 - Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh  perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

2. Kita adalah sahabat Allah
Yohanes 15:13-15 - Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

3. Kita adalah kawan sekerja Allah
1 Korintus 3:9 - Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Posisi kita saat ini bukan hamba, bukan lagi orang yang terbuang dari hadapan Allah, tapi kita adalah anak, sahabat, sekaligus rekan sekerjaNya. Coba bayangan, betapa luar biasanya identitas baru kita, hak-hak kita yang baru sebagai anakNya. Oleh sebab itu, ketika kita dihantam oleh berbagai masalah, janganlah memposisikan diri sebagai korban, tetapi ingatlah identitas kita yang baru!. Apakah ada seorang Bapa yang membiarkan anakNya minta tolong? Apakah ada seorang Sahabat yang ingin mencelakakan sahabatNya? Mulai hari ini, pakai identitas baru kita dan berlakulah sesuai identitas baru tersebut!

Tuhan Yesus memberkati!.

16 Februari 2013

New Goals: Kita Diciptakan Untuk Sebuah Misi

Amsal 11 : 30, "Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang."

Di dalam Alkitab versi NIV (New International Version), kata "hati" dalam ayat di atas sebenarnya adalah "jiwa". Jadi setiap anak-anak Tuhan yang telah dewasa, harus membuahkan jiwa-jiwa/menjadi penjala manusia. Seperti halnya amanat agung yang Tuhan Yesus sampaikan sebelum Ia naik ke Surga, yaitu menjadikan semua bangsa menjadi muridNya, yaitu melalui bawa jiwa orang - orang untuk mengenal Kristus, menjadikanNya sebagai Juru Selamat pribadi dan mengajarkan mereka seluruh ajaran-ajaran Tuhan.

Setiap dari kita, diciptakan untuk meneruskan misi ini dan ini merupakan hak istimewa bagi kita, karena kita adalah orang - orang yang secara khusus dipilih olehNya dan diperlengkapi dengan berbagai urapan untuk menjalankan misiNya. Dengan misi, kita akan tahu arti hidup kita, yaitu menjadi terang dengan membawa sesama kita untuk mengenal dan mengikut Kristus. Oleh karena itu, kita harus tekun mensharingkan kabar tentang Kristus, membangun orang dengan ajaran Kristus, bersaksi tentang pekerjaan dan pribadi Kristus, kita juga harus belajar untuk membuang keegoisan kita, belajar memiliki pemikiran ke depan, serta punya visi kekekalan, yaitu bahwa hidup kita saat ini di dunia adalah sementara, untuk menjalani misiNya agar kita siap untuk hidup di dalam kekekalan.


Apakah saat ini anda sudah membawa jiwa untuk mengenal Kristus dan mengajarkan mereka ajaran-ajaran Tuhan kita? Jika belum, lihatlah orang-orang di sekitar anda yang belum mengenalNya. Doakan mereka agar Tuhan memperkenalkan pribadiNya kapada mereka, lakukan tindakan kepedulian terhadap mereka, dan bersaksilah tentang karya Tuhan dalam hidup anda kepada mereka. Maka anda akan merasakan hidup yang penuh, sukacita yang penuh, gairah yang penuh, karena anda sudah belajar hidup untuk menjalankan misiNya.

Tuhan Yesus memberkati!


New Goals: Mengenali Tujuan Hidup Melalui Yesus
New Goals: Kita Diciptakan untuk Menyenangkan Allah
New Goals: Kita Diciptakan untuk Menjadi Keluarga Allah
New Goals: Kita Diciptakan untuk Menjadi Seperti Dia
New Goals: Kita Diciptakan untuk Melayani Tuhan
New Goals: Kita Diciptakan untuk Sebuah Misi

In Christ Alone

Gelak tawa terdengar di seluruh penjuru ruangan. Tangis haru ikut mewarnai hari ini. Kebahagiaan, kebanggaan, kelegaan dirasakan oleh semua orang. Keluarga dan teman-teman datang untuk merayakan kegembiraan tersebut. Semua, kecuali aku. 

Di hari wisuda, hari yang ditunggu-tunggu, malah menjadi kenangan menyakitkan yang tak terlupakan bagiku. Kegagalan, kekecewaan, perasaan kesendirian menyelimuti hatiku. Di balik semua tawa yang terdengar, aku menangis keras. Aku memilih berada di dalam mobilku, sendiri, melampiaskan segala kekecewaanku dalam tangisan. Dalam hati aku bertanya, “Tuhan, mengapa aku harus mengalami hal ini?”


Terlintas di kepalaku bagaimana dulu teman-temanku merasa iri dengan kepandaianku (Aku termasuk salah satu anak yang pandai di kampus). Dengan begitu ambisiusnya aku sering mengumandangkan keinginanku untuk lulus dalam waktu 3,5 tahun. Namun, nasib berkata lain, aku harus mengambil satu semester lagi. Aku menghibur diriku esndiri “Ah, tidak apa-apa, semester depan aku pasti menyelesaikannya. Aku mampu.” Tanpa kusadari, kesombongan membisikkan kejatuhan padaku.

Semester berikutnya kujalani, tetapi perkembangan tugas akhirku sangat sedikit. Semua orang mengatakan “Judul tugas akhirmu sudah seberat thesis, melebih beban skripsi.” Aku merasa bangga karena aku mendapat kesempatan untuk melakukan lebih dari orang lain. Namun di sisi lain aku merasa takut kalau-kalau aku tidak mampu melakukannya. Sekali lagi kesombongan berbisik, “Kamu pasti bisa! Kamu lebih pintar.”

Kata penguatan “kamu pasti bisa” mengaburkan pandanganku. Fokusku hanyalah pada diriku dan kemampuanku. Aku lupa Tuhanlah yang mengangkat aku selama aku kuliah. Padahal, aku sering memberi kesaksian bahwa di SMA aku bukanlah anak yang berprestasi, hanya anak rata-rata. Aku tidak pernah membawa tugas akhir ini ke dalam doa, hanya mengandalkan kekuatan sendiri. 

Waktu berjalan dan aku meremehkan bobot tugas akhir itu. Bahkan aku sempat membantu teman-teman dalam pengerjaan mereka, lebih banyak daripada aku mengerjakan tugas akhirku sendiri. Kesombonganku membawa pada kejatuhan. Aku harus mengambil semester yang baru lagi hanya karena tempat penelitianku tidak dapat menyediakan waktu untuk aku melaksanakan penelitian. Itu berarti aku harus melewatkan hari wisudaku dan menjalani semester yang baru lagi. 

Di hari kelulusan, aku hanya bisa melihat kelulusan teman-temanku dengan tersenyum kecut. Perasaan gagal terus ada di dalam diriku. Pelukan demi pelukan yang kudapat dari teman-temanku membuat air mata tidak dapat lagi terbendung. Aku merasa sendiri karena teman-teman dekatku sudah lulus, aku bukan orang yang mudah mendapatkan teman. Timbul pertanyaan sekali lagi, “Tuhan, akankah aku sanggup menghadapi semuanya?”

Sekitar 2 bulan lamanya aku menghibur diriku dengan berlibur. Di hari-hari itu juga aku menguatkan diriku, aku menaruh kembali harapanku kepada Tuhan. Aku mulai membawa kembali beban hatiku kepada-Nya. Fokusku berubah dari “aku mampu”, menjadi “Tuhan yang memampukanku”.

Menyelesaikan tugas akhir tersebut tetap bukan perkara yang mudah. Namun, Tuhan, ya, hanya Tuhan yang selalu menganugerahkan kelegaan, kekuatan dan pengharapan baru. Aku memutuskan untuk “rest in Him” sepanjang semester terakhir itu. 


Selangkah demi selangkah aku lalui dan aku berhasil menyelesaikannya. Saat aku keluar dari ruang sidang dan mendengar kata “A”, semua deritaku seakan terbayar. Aku tidak bisa berhenti tersenyum hari itu! Tidak bisa berhenti mengucapkan “Terima kasih Tuhan untuk anugerah-Mu!”

Satu lagu yang muncul di benakku, lagu yang selalu menguatkanku selama pengerjaan tugas akhirku...
In Christ alone, I place my trust
I found my glory in the power of the cross
In every victory, let it be said of me
My source of hope, my source of strength
Is Christ alone 
Hanya dalam Tuhan aku menaruh harapanku. Hanya dalam-Nya aku menemukan kemenangan. Setiap saat kakiku berlutut dalam hadirat-Nya, aku datang hanya untuk berserah. Dan saat itu aku tau, Dia yang menyediakan kemuliaan yang lebih besar dari yang aku dapat bayangkan. Dalam kelemahanku, kemuliaan-Nya semakin dinyatakan! Kasih karunianya cukup bagiku! 

2 Korintus 12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Tuhan Yesus memberkati!

- VC -
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...