26 Agustus 2012

Power of Kepepet

Ada istilah yang saya rasa cukup familiar dengan telinga kita, yaitu "the Power of Kepepet". Dimana kalau deadline pekerjaan atau tugas kuliah sudah semakin dekat, maka semakin maksimal juga kreativitas dan potensi kita dikembangkan.. entah dalam artian positif atau negatif tentunya.. hahaha

Nah, kali ini, saya mau menunjukkan bahwa ternyata Tuhan Allah kita juga seringkali menggunakan "kepepet" ini untuk mengajar kita.

Mari kita baca kisah Musa di Kitab Keluaran 14, sesaat sebelum dia dipakai Tuhan untuk membelah Laut Merah dengan tongkatnya. Tuhan memerintahkan Musa untuk membawa orang-orang Israel berkemah persis di tepi laut (ay. 2), padahal di saat yang sama Tuhan juga mengeraskan hati Firaun sehingga dia mengejar orang-orang Israel ini (ay. 4).

Dan terjadilah tepat seperti yang diperintahkan Tuhan: orang-orang Israel ini berkemah di tepi laut sementara tentara Firaun sedang mengejar mereka di belakangnya. Karena itu orang-orang Israel mulai menyalahkan Musa sebagai pemimpin mereka, "Eh maksud lu apaan sih? Bawa2 kita keluar dari Mesir cuma buat bikin kita mati!? Ke laut ajee luuu..." (ay.11-12) -> kira2 mungkin begitulah yang diucapkan orang-orang Israel pada Musa :p

Nah, di saat inilah Tuhan seperti 'sengaja' untuk memepet keadaan si Musa. Saya percaya Tuhan cuma mau menguji, reaksi Musa seperti apa sih waktu dia dalam keadaan kepepet?

Di sini Musa punya 2 pilihan:
a. dia bisa protes sama Tuhan, "Tuhan, kan Engkau yang suruh kami untuk berkemah di pinggir laut. Udah susah payah bisa keluar dari Mesir, mesti pake 10 tulah dulu, masakan cuma buat mati dibunuh di pinggir laut? Ini rakyatmu Israel udah siap buang aku ke laut nih.."

b. Musa tetap memegang imannya dengan teguh, karena dia tahu bahwa kalau Tuhan yang berbicara, maka Tuhan punya planning.. dan planning Tuhan bukanlah planning kecelakaan, tapi masa depan yang penuh harapan! Amen saudara-saudara? :D

Mungkin di waktu itu Musa sedang nyanyi lagu "Tuhan Punya Cara" :D

"Kau slalu punya cara untuk menolongku, Kau slalu punya jalan keajaiban-Mu, kau dahsyat dalam segala perbuatan-Mu, dan kutenang di dalam cara-Mu"

Ok, stop ngelanturnya.. Puji Tuhan Musa memilih respon yang kedua. Dia tetap teguh berdiri dengan imannya (ay. 13).


Di saat itulah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan menyuruh Musa mengangkat tongkatnya dan membelah laut Merah. (ay.16) Tidak hanya itu saja, saya yakin dan percaya bahwa iman Musa juga naik level lagi saat Tuhan menunjukkan kuasa-Nya sekali lagi di depannya.

Masih banyak kejadian-kejadian "kepepet" yang lain seperti kisah Daud di Ziklag, kisah Ayub, janda di Sarfat yang ketemu Elia, pesta perkawinan di Kana, kisah Yesus memberi makan 5 ribu orang, dan masih buanyakk lagi.. Semuanya memiliki 1 kesamaan: kepepet, dimana tidak ada lagi kekuatan manusia yang bisa diandalkan untuk dapat menolong situasi tersebut. Hanya Tuhan satu-satunya pengharapan.

Jangan pernah takut dengan kondisi "kepepet" ini. Karena kalau kita pelajari lagi kisah-kisah yang saya sebutkan di atas, akhir dari kondisi "kepepet" ini selalu adalah kemuliaan Tuhan dinyatakan karena respon yang diambil para pelaku benar di hadapan Tuhan. :D

Dari sini kita belajar bahwa saat Tuhan mengijinkan tekanan hidup menghimpit kita sampai kita kepepet, Tuhan mau kita memilih respon yang benar, yaitu tetap percaya kepada Dia, sumber pengharapan kita.

Apakah saat kita tidak mampu menjawab soal ujian, kita memilih untuk menyontek?
Apakah saat krisis finansial menghimpit kita, kita memilih untuk korupsi atau menipu orang?
Apakah saat kita gagal, kita memilih jalan-jalan pintas yang sepertinya dapat memecahkan masalah kita, padahal kita tahu Tuhan benci cara-cara itu?

Pilihlah untuk memberikan respon yang benar, karena respon yang benar menarik mujizat-Nya dan kemuliaan-Nya akan segera dinyatakan dalam hidup kita. Amen!

Tuhan Yesus memberkati!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...